Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan, “Banyak dari makanan yang menghalangi bangun malam dan banyak dari pandangan yang menghalangi untuk membaca surat,” jelasnya. “Makanan yang haram dan pandangan yang haram dapat menjadi sebab sulit untuk bangun malam,” tambah sang Hujjatul Islam itu. Beberapa catatan adab di bawah ini barangkali bisa membantu memudahkan kita bangun dan istiqamah.
1. Keinginan yang kuat
Bila ingin shalat malam (qiyamul lail), tumbuhkan keinginan yang kuat (niat) dari dalam diri untuk bangun, sebelum menuju pembaringan. Peliharalah niat itu dan kuatkan kembali hingga mata terpejam. Rasulullah saw bersabda. “Barangsiapa yang akan tidur
berniat untuk bangun shalat tahajjud, kemudian ketiduran hingga pagi hari, maka dicatatnya niat itu sebagai satu pahala, sedang tidurnya itu dianggap sebagai karunia dari Allah yang diberikan padanya.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah dengan sanad yang shah)
2. Putuskan mimpi dan melihat langit
Bila sudah terjaga, jangan berikan kesempatan kepada syaitan untuk menghalangi kita dengan menelusuri mimpi-mimpi yang baru saja dialami. “Putuskanlah mimpi-mimpi seperti itu dan bergegaslah meninggalkan pembaringan.” Demikian pesan Prof. DR. Buya Hamka. Sebelum menunaikan shalat disunnatkan keluar melihat langit dan bintang-bintang sambil berdoa sebagaimana diucapkan oleh Rasulullah saw, “Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, saya mohon ampun kepadaMu dan saya mohon pula rahmat-Mu. Ya Allah tambahlah pengetahuanku dan janganlah Engkau belokkan hatiku, sesudah Engkau beri hidayat padaku. Berikanlah rahmat dari sisi-Mu karena Engkau Maha Pemberi. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan saya kembali sesudah mematikan saya dan pada-Nya pula tempat kembali.”
3. Mulai Dari Yang Ringan
Sebaiknya shalat tahajjud dimulai dengan mengerjakan dua rakaat yang ringan, selanjutnya kerjakan sesuka hati. Dari Aisyah katanya, “Rasulullah saw itu apabila bangun malam untuk shalat, beliau memulainya dengan dua rakaat yang ringan.” Begitu pun dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, beliau saw bersabda, “Apabila seseorang di antaramu bangun malam, maka hendaklah memulai shalatnya dengan dua rakaat yang ringan.”
4. Bangunkan keluarga
Bila sudah bangun, jangan lupa untuk membangunkan jug sanak keluarga. Rasulullah saw pernah membangunkan Ali bin Abi Thalib, menantunya, untuk shalat lail seperti tercatat dalam sebuah hadits dari Ali ra, “Bahwa Rasulullah saw pada suatu malam pengetok pintunya. Waktu itu ia tidur bersama Fatimah, istrinya. Beliau saw bersabda, “Apakah engkau berdua tidak bangun untuk shalat?” Dalam haditsnya yang lain dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Allah memberikan rahmat kepada lelaki yang bangun malam untuk shalat lalu membangunkan pula istrinya dan apabila istrinya itu menolak lalu memercikkannya air di mukanya. Allah jug memberikan rahmat-Nya kepada seorang perempuan yang bangun malam untuk shalat lalu membangunkan pula
suaminya dan apabila suaminya menolak lalu dipercikkannya air di mukanya.”
Empat hal lain yang sebaiknya dilakukan agar kita mudah bangun malam menurut Imam Ghazali antara lain adalah: tidak terlalu banyak makan dan minum, kurangi kegiatan yang mengundang rasa lelah baik fisik maupun sprikis, sisihkan waktu sebentar di siang hari menjelang shalat dhuhur untuk qailullah (tidur sejenak) dan terakhir, meminimalisir kegiatan yang mengandung dosa karena hal itu mengundang kerasnya hati, rasa malas dan memutus rahmat-Nya.