Ternyata, di Malaysia, Proton Sudah Tidak Diminati Lagi

Suarajakarta.co, JAKARTA – Ada yang mungkin terlupakan dari publik tanah air soal kondisi penjualan mobil yang digadang-gadang oleh Jokowi sebagai mobil nasional, yaitu Proton Holding Berhad. Perusahaan otomotif asal Malaysia yang didirikan pada 7 Mei 1983 tersebut, menurut data yang disampaikan oleh Malaysia Automotive Insitute (MAI) Review an Insight 2014/2015, awal Januari 2015 silam, terungkap bahwa pangsa pasar Proton saat ini hanya sekitar 17, 4 persen dari penjualan mobil secara keseluruhan di Malaysia

Dicetuskan pertama kali oleh Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, memang pernah mengalami kejayaan dengan mencapai angka 53 persen dari total penjualan mobil di Malaysia secara keseluruhan. Kejayaan Proton tersebut, dilansir dari Paultan.org, Minggu 8 Februari 2015, disebabkan karena Pemerintah Malaysia masih memiliki saham untuk membangun industri otomotif yang berpusat di Shah Alam, Selangor, Malaysia, tersebut.

Namun demikian, karena kurangnya inovasi serta agresifitas, maka saat ini penjualan Proton menurun hingga 17,4 persen. Dilansir dari vivanews.co.id (8/2), ditemukan fakta bahwa adanya agresifitas dari kompetitor mobil dari Jepang, membuat penjualan mobil berjenis sedan, hatchback, dan MPV tersebut turun drastis.

Melihat adanya fakta tersebut, Ketua DPD Gerindra DKI, M. Taufik, turut mempertanyakan maksud Jokowi kerjasama dengan Proton. Pasalnya, kerjasama yang dilakukan dengan perusahaan milik AM Hendroproyono, PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) tersebut, mengabaikan mobil esemka yang selama ini “sukses” membawa Jokowi menjadi Gubernur DKI hingga presiden. M. Taufik lebih memilih Esemka untuk dilanjutkan sebagai mobil nasional, bukan malah Proton

“Ya, mestinya, dilanjutin saja itu Esemka, dipikirin, diperbaiki”, tegasnya (ARB)

 

Related Articles

Latest Articles