SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi menilai kasus pencatutan nama Presiden Jokowi adalah bagian dari permainan politik Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk menutupi kasus korupsi menantunya, yaitu Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino.
Diketahui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said telah melaporkan Ketua DPR Setya Novanto dalam kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
“Sudirman adalah tumbal, Kemungkinan ini mainan JK. Jadi Sudirman Said dimanfaatkan oleh JK,” ujar Pangi melalui pesan singkat kepada Sindonews, Sabtu 29 November 2015.
Pangi menilai, bahwasannya sidang MKD untuk mengadili dugaan pelanggaran etika oleh Ketua DPR sangat kental aroma politisnya. Pasalnya telah ditemukan surat siluman.
“Surat siluman itu ditujukan oleh Sudirman Said ke Pimpinan Freeport untuk menjamin perpanjangan kontrak pemerintah dengan mengubah peraturan sebelumnya,” ungkap Pangi.
“Di saat yang sama, Sudirman Said melaporkan dugaan rekaman Setya Novanto dengan Freeport mencatut nama presiden,” sambungnya.
Menurutnya, Sudirman Said seolah tidak konsisten, lantaran di satu sisi ingin membongkar tingkah laku elite yang mau disuap oleh Freeport via pemberian saham dengan jaminan perpanjangan kontrak Freeport. Namun Sudirman sendiri membuat surat siluman tersebut.
“Di sisi lain Sudirman Said diduga juga bermain mata dengan Freeport, dengan terungkapnya surat siluman yang akan memerpanjang kontrak Freeport dengan mengubah peraturan sebelumnya,” ucapnya.
Maka itu menurut Pangi, adalah sesuatu hal yang wajar apabila pemimpinan Koalisi Merah Putih (KMP) sudah terang benderang dan siap pasang badan berada di belakang membela Ketua DPR Setya Novanto.
Sebagaimana diketahui, karir Sudirman Said melesat pertama kali saat dirinya diminta oleh Wapres Jusuf Kalla saat masih bersama Presiden SBY, untuk menjadi Deputi Bidang Komunikasi, Informasi, dan Hubungan Kelembagaan di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh pasca Tsunami Aceh 2004.
Sudirman Said pun aktif dalam transformasi PT Pertamina (Persero) dengan tugas melakukan pembenahan fungsi sekretaris perusahaan dan Supply Chain Management pada tahun 2008, era dimana JK menjabat pula menjabat dampingi Presiden SBY.