Penembakan Charlie Hebdo : Akibat Demokrasi yang Kelewat Batas

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang menjunjung kebebasan dan hak individu atau kelompok untuk berserikat, berkumpul, dan berpendapat. Demokrasi muncul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem pemerintahan lama seperti otokrasi yang mengkungkung kebebasan rakyat dan mengedepankan kekuasaan penguasa. Banyak negara yang menerapkan demokrasi sebagai bentuk pemerintahannya terutama setelah perang dunia kedua yang dimenangkan oleh pihak sekutu dengan pemain utamanya adalah Amerika Serikat, yang merupakan negara yang intens menyebarluaskan demokrasi.

Di satu sisi demokrasi memiliki dampak positif bagi kemajuan negara. Dengan adanya demokrasi, pemerintah tidak dapat membuat kebijakan seenaknya karena rakyat memiliki hak bebas berpendapat dan mengkritisi kebijakan pemerintah. Di sisi lain, kebebasan berpendapat ini dapat berdampak negatif jika tidak dikontrol. Kebebasan yang kelewat batas dan hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu dan tidak memperdulikan pihak lain atas nama demokrasi bisa menyebabkan konflik sosial.

Contoh terdekat adalah kasus penembakan redaksi dan kartunis majalah satir Charlie Hebdo di Prancis. Pembuatan gambar,lukisan atau karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu yang sangat tabu bagi umat Islam. Banyak protes yang disampaikan oleh umat Islam ketika Charlie Hebdo memuat karikatur Nabi Muhammad SAW. Tetapi, hal itu hanya seperti angin lalu. Tidak pernah mereka meminta maaf atas perbuatan mereka yang melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.

Mereka bersikukuh bahwa apa yang mereka lakukan adalah suatu tindakan yang benar atas nama kebebasan pers. Hingga akhirnya terjadilah kasus penembakan yang menewaskan 12 orang yang merupakan tim redaksi dan kartunis majalah Charlie Hebdo. Tentu kita semua menyayangkan penembakan yang dilakukan oleh ekstrimis Islam tersebut, namun hal itu tentu tidak akan terjadi jika kebebasan pers sebagai salah satu pilar dalam demokrasi dapat dilakukan dengan santun dan bertanggung jawab.

Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar dapat menerapkan demokrasi dengan lebih baik.

Penulis: Wanda Yusuf Alvian, Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Related Articles

Latest Articles