SuaraJakarta.co, JAKARTA – Warga Kampung Akuarium, Penjaringan Jakarta Utara, Dharma Diani, angkat bicara terkait kondisinya saat digusur oleh Pemprov DKI Jakarta pada Bulan April 2016 silam.
Menurut Diani, tidak ada warga di kampung Akuarium yang pindah ke rusunawa Marunda karena kerelaan.
“Kami mau pindah ke rusun, bukan karena kerelaan. Tapi karena terpaksa,” jelas Diani saat menghadiri diskusi di kawasan Jalan TB Simatupang, Jakarta, Kamis (12/1).
Diani menambahkan karena kondisi keterpaksaan itu, akhirnya para warga Akuarium pindah ke rusunawa yang memiliki jarak 20 kilometer dari tempat kerjanya.
“Rusun yang katanya memanusiawikan, nyatanya tidak. Lantai nya belum dikeramik, temboknya masih kasar, bahkan untuk kami yang punya anak 4-5 anak, tidak cukup. Itu rusunawa hanya layak untuk yang masih single. Sama sekali tidak manusiawi,” jelas Dhiani.
Menanggapi itu, Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jakarta Utara, mengaku siap bertanggung jawab atas setiap persoalan yang terjadi di konstituennya. Karena hal itu menyangkut persoalan idealisme keberpihakan untuk terus membela rakyat kecil.
“Kita lagi lucu-lucunya rezim ini. Keberpihakan terhadap rakyat kecil itu hampir tidak ada. Justru saya melihat dalam konteks nasional, ini kekuatan kelompok kelompok ini semakin kuat,” tegas Mantan Wakapolri ini.
Diketahui, hingga kini belum ada kejelasan nasib dari para warga korban penggusuran tersebut. Sebagian warga juga masih ada yang bertahan di lokasi penggusuran karena menunggu kejelasan dari Pemprov DKI terkait ganti rugi. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada kebijakan terbaru untuk memerbaiki kondisi ekonomi warga kampung Akuarium. (RDB)