SuaraJakarta.co, PALU – Memasuki hari ke-11, Pemprov DKI terus mengirimkan tenaga terampilnya untuk lakukan penanganan pasca bencana gempa palu dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 silam.
Setelah gelombang pertama telah diterjunkan untuk evakuasi dan penyelamatan korban gempa, kini pada gelombang kedua, tenaga terampil yang dikirimkan akan fokus pada upaya trauma healing dan distribusi logistik.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Komandan Tim Tanggap Ibukota Bencana Palu – Dongala Salman Ansori, bahwa tim kedua yang dikirimkan bukan lagi untuk evakuasi dan penyelamatan korban. “Tapi, sifatnya recovery (pemulihan) untuk memberikan dukungan kepada warga Palu, berupa trauma healing dan distribusi logistik. Karena itu saya minta banyak wanita yang dikirimkan untuk bantu trauma healing,” jelas Salman.
Menurut keterangan dari Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Muhammad Ridwan, sekitar 34 personil dikirimkan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan pagi ini dari Balaikota. Mulai dari Satpol PP (10 personil), Pemadam Kebakaran (10 personil), BPBD (7 personil), BAZIS DKI (3 personil), dan Dinas Sosial DKI (4 personil).
“Tim ini sebagian besar untuk menggantikan personil yang sudah kelelahan di gelombang pertama. Jadi, karena sifatnya hanya bantuan sehingga tidak sebanyak personil yang dikirimkan pada saat gelombang pertama,” jelas Ridwan.
Diketahui, Tim Tanggap Ibukota Gelombang Kedua akan bertugas selama 10 (sepuluh) hari selama di Palu.
Atas kerja keras Pemprov DKI ini, warga Palu Selatan, Hardiman, apresiasi inisiatif Pemprov DKI yang telah konsisten mengirimkan tenaga terampil sejak tanggal 1 Oktober 2018.
“(Bantuan dari) Pemprov DKI bagus, kayak tenda, pakaian, dan sebagainya. Tim yang dikirim punya keahlian khusus, ada yang bisa perbaiki listrik, pengadaan air, hingga perbaikan dapur. Jadi, tim yang dikirim tepat guna semuanya,” jelas Hardiman. [***]