Inggar Saputra | SuaraJakarta.com
Jakarta – Pengakuan Fauzi Bowo melalui buku “Rangkuman Prestasi Fauzi Bowo Sebagai Gubernur DKI Jakarta Periode 2007-2012” layak dipertanyakan. Melalui buku itu, tertulis prestasi Fauzi Bowo selama menjadi gubernur DKI dalam menangani transportasi, pengelolaan air, permukiman, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, dan sosial ekonomi.
Tentu saja peluncuran buku itu mengundang kontroversi publik. Bagaimana tidak, ditengah masih macetnya kota Jakarta. Foke menganggap dirinya sukses mengatasi masalah kemacetan yang banyak dikeluhkan masyarakat. Jelas sekali, pernyataan ini jauh panggang dari api mengingat ruas jalan di Jakarta masih banyak titik rawan macet.
Selain persoalan macet, Fauzi Bowo juga gagal mengatasi persoalan sosial. Salah satu “prestasi” itu adalah masih maraknya penggusuran yang sering dianggap strategi tepat mengatasi banyak penduduk liar dan miskin di Jakarta. Berdasarkan data Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), sepanjang tahun 2008 sampai 2009 di Jakarta telah terjadi sekitar 30 kasus penggusuran permukiman miskin. Hampir 6.100 rumah dihancurkan dan sekitar 30 .000 jiwa kehilangan tempat tinggal.
“Maraknya penggusuran di Jakarta menunjukkan masih buruknya cara pembangunan di kota Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dipimpin Fauzi Bowo masih mengedepankan model kekerasan dengan melibatkan Satpol PP untuk menghapuskan rakyat miskin dari kota. Sungguh ini menandakan pemimpin Jakarta tidak peduli rakyat miskin. Kebijakan masih belum berpihak kepada rakyat dan masih banyak melanggar HAM” ujar Aktivis JRMK, Wardah Hafidz saat dihubungi SuaraJakarta.com, Selasa (08/03) di Jakarta.
Untuk itu, dirinya mengharapkan pemimpin Jakarta ke depan tidak hanya pandai mengobral janji. “Jangan terus membohongi rakyat miskin dengan janji manis. Ingat pemilih di Jakarta sudah mulai kritis. Warga Jakarta jangan memilih calon pemimpin yang doyan melakukan penggusuran dan sering melanggar HAM” tegasnya. [IS]