SuaraJakarta.co, JAKARTA – Predikat Ahok sebagai Gubernur DKI yang senang marah-marah, tampaknya tidak bisa diredam lagi. Bahkan perilaku emosional tersebut, ditunjukkan dirinya saat meninjau pembangunan Balai Betawi di Perkampungan Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Ahok marah-marah saat menduga ada mark-up anggaran yang dilakukan oleh kontraktor dalam membangun pusat seni budaya Betawi tersebut. Ahok menilai bahwa anggaran 100 miliar yang digelontorkan oleh Pemprov DKI tidak sebanding dengan kinerjanya. Saat berkunjung ke balai yang memiliki luas 90 hektar tersebut, Ahok menilai pengerjaan proyek ini tidak sesuai jadwal.
“Pasti adalah mark up”, celotehnya sebagaimana dikutip dari Detik.com (19/4).
Atas buruknya kinerja kontraktor yang berada di bawah pengawasan Dinas Pariwisata ini, Ahok berjanji akan segera memanggil pihak-pihak yang terkait untuk menjelaskan ide pembangunan dan rencana anggaran biaya (RAB).
“Saya mau panggil mereka, mau minta jelasin idenya apa, RAB nya apa”, tambah mantan Bupati Belitung Timur ini.
“Saya pelajari dulu RAB-nya, kita lihat (siapa) yang cari gara-gara”.
Gubernur DKI yang mencatatkan sejarah sebagai gubernur yang paling minim penyerapan anggaran APBD di 2015 tersebut, bahkan sampai menyebut contoh kinera kontraktor yang berantakan dengan adanya seng, kolam renang, dan soal rumput. Oleh karena, Ahok geram karena kolam bisa tidak sampai ada airnya dan tebasan rumput yang tidak rapi.
“Coba lihat itu masa masih ada seng berserakan, padahal ini menghabiskan biaya sampai Rp. 100 miliar lebih. Ini kan duitnya banyak habisnya”.