SuaraJakarta.co, JAKARTA – Popularitas Walikota Bandung, Ridwan Kamil, yang terus melonjak mendekati Ahok, membuat mantan Bupati Belitung Timur tersebut mulai was-was. Pasalnya, selisih angka hasil survei Cyrus Network tersebut antara keduanya hanya terpaut kurang dari 5 persen, yaitu Ridwan Kamil 38,6 persen dan Ahok 42,5 persen.
Pemilih DKI mulai tidak simpati dengan Ahok disebabkan karena kinerja dan kebiasaan dirinya yang terus menerus mengecewakan publik. Dikutip dari Kompas.com (8/5), Cyrus Network menilai faktor komunikasi dengan bawahan menempati angka tertinggi mengapa Ahok tidak disukai oleh warga DKI, yaitu di angka 53, 2 persen. Selanjutnya, persoalan penggunaan dan pemilihan kata dalam berbicara 50,2 persen, komunikasi dengan DPRD 49,5 persen, frekuensi berkunjung ke masyarakat 48,8 persen, dan manajemen emosi 46 persen.
Atas dasar itulah, Ahok mengakui bahwa dirinya terus mengamati kinerja Ridwan Kamil yang popularitasnya terus naik karena berhasil membenahi Kota Bandung. Ahok pun mengakui bahwa Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, tidak bisa dianggap enteng jika kelak bersaing dengannya di Pilkada DKI 2017.
“Saya enggak tahu, kita enggak bisa menganggap remeh orang”, keluhnya di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (7/5), sebagaimana dikutip dari laman gatra.com (8/5).
Ahok mengakui, Ridwan Kamil bisa seperti Jokowi yang awalnya menjadi kuda hitam, tetapi akhirnya memenangkan pilkada DKI mengalahkan incumbent.
“Kita mesti lihat hasilnya Kota Bandung seperti apa. Dulu orang bilang mana bisa Ahok mantan Bupati Belitung Timur pimpin Jakarta, Jokowi dari Solo, buktinya sekarang jadi Presiden RI. Makanya, lihat saja hasilnya Bandung seperti apa.
Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat Indonesia, khusunya warga Bandung, mengapresiasi kinerja bagus Ridwan Kamil dalam menata kota Bandung. Kinerja Ridwan Kamil makin mendapat apresiasi saat dirinya berhasil menjadi tuan rumah perhelatan dunia Konferensi Asia Afrika ke 60 pada bulan April kemarin. Hal tersebutlah, yang membuat pemilih DKI merasa Ridwan Kamil lebih pantas untuk memimpin Jakarta ketimbang Ahok untuk melanjutkan kepemimpinannya.