Soal MRT, Djarot: 2015, 40% Proyek MRT Selesai

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 memasang target ambisius untuk pembangunan proyek MRT Jakarta, yaitu 40% proyek pengerjaan selesai. Pasalnya, pada tahun 2017, Pemprov DKI menargetkan transportasi massal berbasis rel ini dapat mulai beroperasi pada 2017 sehingga dapat menyambut Asian Games di 2018.

“Perhitungannya kan kalau MRT akan digunakan sebagai pendukung transportasi acara Asian Games, manajemen waktu pengerjaannya harus diatur betul”, kata Wakil Gubernur DKI Djarot Hidayat dalam Harian Rakyat Merdeka, Kamis 8 Januari 2015

Djarot mengakui untuk merealisasikan hal itu kendala terbesar adalah pada persoalan pembebasan lahan. Untuk membangun MRT sepanjang Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia, Pemprov DKI mesti membebaskan 80 bidang tanah yang terdiri dari perkantoran dan perumahan

“Proyek MRT saat ini masih sesuai kontrak yang telah dijadwalkan. Namun, memang kendala lahan ini menjadi masalah pembangunan MRT. Kita berharap pemebabasan lahan segera dilakukan sehingga pembangunan jalur MRT layang dari Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja bisa dilakukan tahun ini”, tambahnya

Sesuai dengan rencana yang telah disusun, PT MRT Jakarta sebagai BUMD akan membagi dua paket proyek besar pekerjaan. Yang pertama, yaitu konstruksi layang yang dimulai dari Lebak Bulus hingga sekitar Bundaran Senayan. Sedangkan yang kedua, yaitu konstruksi bawah tanah yang dimulai dari Senayan hingga Bundaran Hotel Indonesia

Dono Boestomi, selaku Direktur Utama, mengakui biaya pembangunan proyek ambisius ini tidaklah sedikit. Dari 15 persen pengerjaan konstruksi bawah tanah (underground) dan 7 persen untuk konstruksi melayang (elevated), ia mengakui pihak MRT telah menghabiskan dana hingga Rp. 1,3 Triliun. Jika proyek ini benar-benar terealisasikan dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia, maka akan menghabiskan dana sebesar 16 Triliun atau sekitar 145 miliar yen. (ARB)

Related Articles

Latest Articles