Langkah Melakukan Perencanaan Keuangan Keluarga

Ilmu merencanakan dan mengelola keuangan rumah tangga tidak rumit. Cukup lima hal ini saja. Yang jauh lebih penting adalah secara disiplin dan sungguh-sungguh menjalaninya. Yang paling penting : sepakati dulu soal visi dan prioritas. Mari kita kupas satu per satu.

1. Mendefinisikan Tujuan

Banyak biduk yang berlayar tanpa sempat berlama-lama menyepakati tujuan. Khusus yang terkait harta, tujuan ideal setiap rumah tangga adalah sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat. Tujuan yang kuat ini jadi arah dan menjadi rambu: dari mana harta didapat dan bagaimana kita membelanjakannya? Sebelum bicara muluk-muluk tentang resolusi, yuk perjelas lagi tujuan pengelolaan hidup termasuk manajemen harta di dalamnya.

2. Menentukan Prioritas

Dalam mencapai tujuan pada poin (1), ada episode yang harus dilalui. Peristiwa yang memerlukan dana besar dan wajib misalkan ibadah haji dan menuntut ilmu bagi anggota keluarga mulai jenjang pendidikan saat balita hingga perguruan tinggi. Termasuk juga tersedianya kendaraan yang nyaman, rumah yang lapang dan kebutuhan sehari-hari yang tercukupi. Peristiwa besar dan sunnah misalkan pernikahan, umroh, ibadah hewan kurban terbaik. Juga kebutuhan tersier seperti wisata, kursus penunjang pendidikan, asuransi dan lainnya. Belum lagi dana sosial untuk lingkungan. Hal-hal di atas adalah prioritas, di luarnya bisa dinomorsebelaskan. Resolusi hendaknya menyasar yang prioritas baru ke non-prioritas.

3. Memilah Wants & Needs

Semakin banyak kelas perencanaan keuangan untuk keluarga dibuka, semakin kuat edukasi tentang pentingnya manajemen keuangan yang baik, semakin banyak peristiwa bangkrutnya kondisi finansial di masyarakat kita temui. Hal ini pernah kita kupas di MoneyTalks bulan Oktober (judul: Ketika Perencanaan Keuangan Tak Diperlukan Lagi). Menerjemahkan tujuan ke dalam pengambilan keputusan harian menjadi tingkatan prioritas, kemudian memilah WANTS (keinginan, pengeluaran emosional) dengan NEEDS (kebutuhan, lebih ke fungsional) adalah bahan resolusi kita untuk 2013.Â

4. Mindset Investasi & Memproduktifkan Aset

Termasuk disini adalah mengendalikan konsumsi dan mulai berpikir investasi. Smartphone baru atau smartmind who use the phone? Berburu smartphone baru bisa jadi konsumtif, tapi bisa juga produktif, misalkan memperjualbelikannya. Atau mengaktifkan social media tool di dalam smartphone dan mulai menjadikannya senjata jualan.

Di tengah bangkitnya ekonomi Indonesia yang salah satunya didorong sektor belanja (konsumsi) domestik masyarakatnya, tawaran berutang deras datang. Dengan kajian matang, tawaran utang bisa digunakan untuk pengembangan usaha dan bukan konsumsi semata. Ini juga jadi konsideran untuk resolusi setiap awal tahun.

5. Belajar Ilmu lalu Beraksi

Yang terpenting dari ilmu perencanaan keuangan adalah MINDSET tentang investasi dan SKILLSET untuk beraksi. Tabiat investasi mudah dipahami, proporsi income bulanan untuk pos apa saja mudah ditiru, teori menekan pengeluaran dan meningkatkan pendapatan mudah dicari, tapi secara disiplin menerapkannya agar resolusi tahunan bisa terealisasi adalah persoalan lain lagi. Apakah kita telah memadu-padankan upaya meraih porsi harta lebih banyak dengan penghematan dan pembelanjaan yang cerdas? Disiplin dan kesabaran diperlukan, termasuk untuk ditularkan ke anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

Penulis: @endykurniawan, Trainer, coach dan penulis bidang Bisnis, Investasi dan Keuangan. Pendiri dan pemilik Salama Mitra Investa, pemegang brand @salma_dinar distributor emas logam mulia nasional | www.salmadinar.com

Related Articles

Latest Articles