SuaraJakarta.co, JAKARTA – Partai Gerindra DKI Jakarta mulai goyah terhadap mantan kadernya yang pernah diusung dalam Pilkada DKI 2012 silam, yaitu Basuki Tjahja Purnama atau yang kerap disapa Ahok. Goyahnya sikap Gerindra DKI terhadap Ahok tersebut terlihat dari pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo yang mengatakan bahwa partainya masih membuka peluang untuk mengusung Ahok dalam Pilkada DKI 2017 nanti
Menurutnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto telah memaafkan Ahok atas konflik yang sempat memanas antara dirinya dengan Gerindra DKI, sehingga membuat Ahok mengundurkan diri dari kepengurusan Partai Gerindra.
“Never say never. Pak Prabowo sangat mengerti. Beliau sangat-sangat orang yang paling memaafkan,” kata Hashim usai menemui Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan di Istana, Jakarta, sebagaimana dikutip dari laman merdeka.com, Rabu (23/7).
Hashim menambahkan, Prabowo mengerti akan posisi Ahok. Bahkan dia juga mengaku masih punya hubungan cukup baik dengan Ahok. Sebagai bentuk keakraban, Hashim juga menyebut baru-baru ini makan bersama Ahok.
“Kalau saya dengan dengan Pak Ahok baru kemarin saya makan siang di kantor. Dua tahun kan masih lama, jadi everything is possible,” tutupnya.
Padahal, sebelumnya, diketahui bahwa Ketua Gerindra DKI, Muhammad Taufik telah menyatakan bahwa Partai Gerindra tidak akan mendukung Ahok kembali dalam Pilkada DKI 2017. Hal itu lantaran Ahok memutuskan keluar dari Gerindra.
“Partai saya (Gerindra) tertutup untuk dia. Tidak mau mencalonkan lagi pada Pilkada tahun 2017,” kata Taufik dalam sebuah diskusi ‘Menakar Peluang Ahok Maju Sebagai Calon Independen’ di Balai Kota DKI Jakarta, sebagaimana dikutip dari laman Merdeka.co, Jumat (26/6).
Wakil Ketua DPRD DKI tersebut menegaskan bahwa alasan partainya menolak Ahok adalah karena mantan Bupati Belitung Timur tersebut sering menabrak aturan yang berlaku. Sehingga, menurutnya, Ahok tidak taat aturan dalam mengurus Jakarta
“Tidak mau mengusung lagi karena Ahok mengatur Jakarta ini karena tidak mau mengikuti aturan,” sambungnya, sebagaimana dikutip dari laman detik.com, Jumat (26/7)
Salah satu tidak taatnya Ahok terhadap aturan adalah saat memberikan draf APBD 2014 yang sudah di-setting terlebih dahulu sebelum dibahas oleh DPRD DKI.
“APBD kemarin di-set up sebelum pembahasan. Di situ perdebatan antara DPRD dengan Ahok kemudian dengan gayanya Ahok yang lapor-laporin. Yang kena sekarang siapa, eksekutif juga,” tegas Taufik.