SuaraJakarta.co, JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuknya penyelenggaran Konferensi Asia-Afrika ke-60 yang berlangsung dari tanggal 19 hingga 24 April 2015 di Jakarta dan Bandung, Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) se-Indonesia berkepentingan untuk memberikan masukan kepada pemerintah Indonesia untuk menjadi negara terdepan dalam memperjuangkan anti-kolonialisme dan neo kolonialisme, terutama dengan penjajahan yang masih terjadi di Negara Palestina hingga saat ini.
Hal tersebut sebagaimana rilis yang diterima ke redaksi Suara Jakarta, bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang menginisiasi terselenggaranya konferensi tersebut, yaitu pada 18-24 April 1955. Sehingga, menjadi suatu hal yang semestinya jika Indonesia tetap berkomitmen untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan negara-negara terjajah lainnya di dunia.
“Pertama, kami Mendorong pemerintah Indonesia khususnya dan seluruh negara-negara peserta KAA pada umumnya untuk mendukung dan ikut memperjuangkan kemerdekaan Palestina sebagai satu-satunya negara yang belum merdeka, sekaligus mendukung keanggotaan Palestina di PBB”, tutur Ketua FSLDK, Edy Siswanto, dalam pernyataan sikap bernomor 001/Eks/Puskomnas/FSLDK Indonesia/IV/2015.
Edy menambahkan bahwa KAA juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana perjuangan untuk mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM, tidak hanya yang terjadi di Palestina, tapi juga yang terjadi di Mesir, Suriah, Myanmar, dan di negara-negara lain.
“Kedua, FSLDK mendesak pemerintah Indonesia agar mampu menjadi pelopor negara-negara di dunia dalam upaya penghentian sekaligus pengusutan segala bentuk pelanggaran HAM yang terjadi di berbagai negara yang masih dirundung konflik seperti di Palestina, Mesir, Suriah, Myanmar dan di belahan bumi yang lain”.
“Ketiga, FSLDK juga meminta komitmen terhadap pemerintah Indonesia dan negara-negara peserta KAA yang di dalam konstitusinya terdapat dukungan terhadap perdamaian dunia, untuk bisa mengupayakannya semaksimal mungkin. Salah satunya dengan membantu penyelesaian konflik yang sekarang terjadi di beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika, serta di belahan bumi manapun”, tambahnya.
Tak lupa, Edy meminta agar seluruh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang tergabung dalam FSLDK Indonesia untuk menggalakkan publikasi dukungan terhadap kemerdekaan Palestina dalam momentum penyelenggaraan KAA tersebut.
“Keempat, kami juga menghimbau seluruh Lembaga Dakwah Kampus yang tergabung dalam FSLDK Indonesia untuk menggalakkan dan mempublikasikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina dan penyelesaian konflik di berbagai negara di dunia dalam berbagai bentuk kegiatan selama momentum penyelenggaraan KAA ini”, tutupnya dalam rilis per tanggal 18 April 2015 yang disusun di Surakarta, Solo, Jawa Tengah, atas nama Puskomnas FSLDK Indonesia.