Gusur Warga Kampung Pulo, Andi Arief Berharap Ahok Tidak Dendam Kerusuhan Mei 98

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Mantan Aktivis 1998, Andi Arief, berharap Gubernur DKI Ahok tidak menitipkan dendam kerusuhan Mei 1998 pada setiap penggusuran di Jakarta. Hal tersebut disampaikan oleh Andi Arief melalui akun twitter pribadinya, @AndiArief_AA, pada Jumat (21/8).

“Saya berharap Ahok tidak menitipkan dendam kerusuhan Mei 1998 pada setiap penggusuran di Jakarta,”tulisnya.

Mantan Staf Khusus Presiden SBY tersebut juga menilai, Ahok lahir dan besar di “komunitas” yang terbiasa membayar jasa TNI/Polri untuk tujuan tertentu. “Ahok lahir dan besar di komunitas yang terbiasa membayar jasa TNI/Polri menggunakan hukum dan kekerasan untuk tujuan tertentu,” kicau @AndiArief_AA.

Sebagaimana diketahui, Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei-15 Mei 1998, tidak hanya di Ibu Kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.

Pada kerusuhan ini banyak toko dan perusahaan dihancurkan oleh amuk massa – terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Medan dan Surakarta. Terdapat ratusan wanita keturunan Tionghoa yang diperkosa dan mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut.

Related Articles

Latest Articles