SuaraJakarta.co, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, mengaku kecewa dengan perilaku gaduh yang dilakukan oleh Pemprov DKI dalam menggusur ratusan warga Kampung Pulo. Hal itu, menurutnya, semestinya bisa dilakukan dengan cara persuasif tanpa harus anarkis.
Bahkan, anak dari Presiden Megawati tersebut, mengatakan bahwa proses relokasi dapat dilakukan dengan cara musyawarah mufakat sehingga tidak menimbulkan kegaduhan yang membuat menjadi seram di mata publik.
“Memang dari yang saya dengar dan baca dari media begitu, kami berharap bahwa hal-hal yang berkaitan dengan rakyat bisa dilakukan dengan lebih persuasif, kemudian musyawarah mufakat, tidak menimbulkan kegaduhan ataupun tontontan yang kemudian dalam tanda kutip sepertinya seram,” ujar Puan di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2015).
Politisi PDI Perjuangan ini juga berharap Gubernur DKI nantinya tidak akan melakukan hal yang sama. Puan meminta gubernur ke depannya lebih menekankan pada aspek persuasif dalam relokasi warga bantaran kali.
“Itu bisa dilakukan dengan lebih persuasif dan mengajak lebih berbicara dengan lebik baik. Dan saya rasa gubernur akan melakukan hal itu karena saya dengar ke depannya insyaallah enggak ada lagi hal-hal seperti itu,” ungkapnya.
Seperti diketahui, terjadi bentrokan antara warga Kampung Pulo melawan gabungan Satpol PP dan polisi yang berjumlah lebih dari 4000 personil yang diturunkan. Hingga berita ini diturunkan, sudah ada 5 (lima) korban yang jatuh dalam upaya paksa relokasi ini.