SuaraJakarta.co, JAKARTA – Cinta bola sejak usia sembilan tahun, pemuda ini bermimpi mengubah wajah sepak bola Indonesia yang kacau balau. Tak harus menjadi penggemar sepak bola untuk bisa terinspirasi dari kisah Sarani Pitor Pakan ini.
Pemuda yang pernah menjadi reporter di tabloid sepak bola ini sangat peduli pada sepak bola Indonesia. Karenanya, pemuda yang kerap dipanggil Pitor ini sangat kecewa dan geram saat terjadi sepak bola gajah dalam laga PSS Sleman dan PSIS Semarang pada akhir November tahun lalu. Istilah sepak bola gajah diberikan saat kedua tim yang berlaga saling berebut untuk kalah, dengan gol bunuh diri.
Pitor dan temannya Ganes Alyosha tergerak untuk memulai petisi change.org/BekukanPSSI. Ia meminta Menpora merestrukturisasi dan membekukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Selang dua minggu setelah memulai petisi, ia diminta tampil dalam acara talkshow Mata Najwa. Di acara itu, Pitor menyerahkan petisi secara langsung ke Menpora Imam Nahrawi. Saat itu petisi telah didukung lebih dari 2.000 orang. Di depan Pitor, Menpora berjanji untuk mengatasi masalah di tubuh PSSI.
Akhir Februari lalu, Menpora Imam Nahrawi memutuskan menunda Indonesian Super League 2015 agar klub-klub ISL bisa diverifikasi terlebih dahulu. Puncaknya, minggu lalu, dengan dukungan lebih dari 8.000 orang, kampanye Pitor dan Ganes berhasil. Pada 18 April 2015, Menpora mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 01307 Tahun 2015.
Melalui surat itu, Menpora memutuskan bahwa seluruh kegiatan PSSI tidak diakui pemerintah, termasuk hasil kongres Sabtu lalu. Sebagai tindak lanjut, Menpora akan membentuk Tim Transisi yang akan mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai terbentuk kepengurusan baru yang kompeten.
“Kemenangan ini bukan akhir dari perjuangan. Kita harus tetap mengawal proses restrukturisasi PSSI ini hingga terbentuk sistem aturan yang bersih,” kata Pitor.