SuaraJakarta.co, JAKARTA – Kemenangan Pakatan Harapan berhadapan dengan Barisan Nasional di Malaysia pada Kamis (9/5/2018), dan sekaligus mengangkat orang paling tua dalam sejarah modern demokrasi sebagai Perdana Menteri baru Malaysia adalah satu fenomena yang perlu dicermati oleh para politisi dan khususnya Petahana di Indonesia.
Menurut seorang politisi Fahri Hamzah, perubahan politik suatu negara itu bisa berlangsung lebih cepat. Kekuasaan yang begitu kuat dan nampak begitu mengontrol negara pun bisa tumbang dalam waktu yang singkat. Apalagi kalau kekuasaan itu belum terlalu kuat dan kekuasaan yang kelihatan centang perenang lagi galau itu akan mudah untuk ditumbangkan.
“Jadi sekali lagi, kemenangan Mahathir dan koalisinya adalah peringatan bagi penguasa di Indonesia, agar berhati-hati membaca perasaan dan aspirasi masyarakat. Kalau tidak, gejala-gejala tumbang itu sudah nampak didepan mata. Jadi waspadalah,” ujar Fahri, Kamis (10/5/2018).
Selain itu Fahri yang dikenal lantang bersuara itu berkata, dari seluruh gejala yang nampak sekarang ini, dari cara kita membaca perkembangan di dunia, maupun cara pemerintahan diselenggarakan di Indonesia, nampak-nampaknya memang kita akan memiliki pemimpin baru tahun depan. Orang yang mengerti perasaan rakyat yang sanggup menjurubicarai perasaan yang tidak terkatakan.
“Dan pemimpin itu akan datang dari satu generasi yang mengerti apa yang sedang terjadi dan bagaimana kita melihat masa depan kita secara lebih baik dan optimis. Jadi, sepertinya, kekuasaan yang ada sekarang ini, dan pemerintahan yang ada sekarang ini akan berakhir. Cukup sampai di sini,” katanya.