Istana Banjir, Ahok Tetap Berpikir Ada Sabotase

Suarajakarta.co, JAKARTA – Sama seperti saat jebolnya tanggul Kali Sunter, Yos Sudarso, pada tanggal 23 Januari 2015 silam, kali ini Gubernur DKI Jakarta, Ahok, juga menuduh adanya sabotase yang menyebabkan kawasan Ring 1 (Jalan Medan Merdeka Utara) bisa terendam banjir setinggi 30 cm, termasuk menggenangi Kawasan Istana Negara di daerah tersebut

Pantauan dari detik.com (9/2/2015), pada pukul 12.25, ketinggian air di tempat Presiden Jokowi tersebut hingga setinggi mata kaki orang dewasa. Bahkan, hingga melewati lampu merah pertigaan depan Istana ke arah Harmonim air semakin tinggi, yakni mencapai 50 cm

Atas kejadian tersebut, Ahok berburuk sangka adanya sabotase yang menyebabkan CCTV Istiqlal mati.

“Tadi saya terbangun jam 02.00 pagi karena hujan dan langsung cek CCTV, ternyata CCTV Istiqlal mati. Saya curiga (kalau CCTV mati), pasti Istana terendam. Saya enggak tahu sabotas atau sengaja, tapi saya suudzon (berburuk sangka)”, katanya di Balaikota, Senin (9/2) sebagaiman dikutip dari laman kompas.com

Menurutnya, pintu air Manggarai setiap hari selalu dibuka untuk menghindari adanya luapan air yang menyebabkan kawasan Ring 1 terendam banjir.  Sehingga, air sungai Ciliwung yang berada di Istiqlal posisinya harus selalu rendah. Apabila, posisi air di sana tinggi, menurut Basuk, airnya akan diarahkan ke Gajah Mada-Hayam Wuruk dan Pasar Ikan. Dikarenakan, pompa Pasar Ikan berfungsi baik

“Kenapa jadi meluap ke sini (Ring 1). Makanya, saya begitu lihat CCTV Istiqlall connection lost, saya sudah curiga, ada apa tiba-tiba CCTV mati”, tambahnya

Sebagaimana diketahui, bahwa tiap kali adanya banjir, Ahok selalu menyalahkan adanya sabotase seperti yang terjadi pada saat meluapnya Kali Sunter Januari silam. Menurutnya, ia sedang dikerjai oleh para oknum yang bekerja di kawasan pintu air

“Saya sudah curiga, pasti saya dikerjai”, katanya di Balaikota Senin 26 Januari 2015, sebagaimana dikutip dari tempo.co (26/1) (ARB)

Related Articles

Latest Articles