SuaraJakarta.co, JAKARTA – Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta Ahmad Syafi’i Mufid menjelaskan tingkat kerukunan Jakarta pada tahun 2018 tergolong tinggi dengan nilai 70,2.
Hal itu berdasarkan laporan Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimas dan Pelayanan Keagamaan Kementerian Agama Republik Indonesia.
“Jakarta bisa menduduki posisi tingkat kerukunan yang tinggi itu disebabkan karena adanya upaya pemeliharaan kerukunan yang dilakukan oleh tiga pilar penopang kerukunan di Provinsi DKI Jakarta itu. Ada kerja dari FKUB yang membawa Jakarta. Ada kerja kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yang terus menerus memelihara kerukunan. Juga ada kerja dari Kesbangpol DKI Jakarta yang secara terus menerus sekian kali dalam satu semesternya 9 angkatan, maka kurang lebih ada 18 angkatan per tahun untuk menyosialisasikan bina darling atau kerukunan di DKI Jakarta,” ujar Syafi’i Mufid dalam kegiatan refleksi akhir tahun 2018 di Kantor FKUB DKI Jakarta, Graha Mental Spiritual Lt. 4, Jl. Awaludin II, Kebun Melati-Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis (27/12)
Sebelumnya, Syafi’i menjelaskan fokua FKUB selama ini menjaga kerukunan berpegang pada dasar hukum Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri nomor 8 dan nomor 9 tahun 2006. FKUB selama ini berusaha mengimplementasikan tiga unsur utama dalam mewujudkan kerukunan yaitu toleransi, kesetaraan, kerja sama di tengah masyarakat.
“Majelis-majelis agama juga banyak berbuat dan membantu mewujudkan kerukunan umat beragama ini. Dialog-dialog antar umat beragama, antar tokoh agama dilakukan selain di Kanwil Kemenag dan Kesbangpol, juga dilakukan di majelis ulama, di lembaga-lembaga kekristenan, di Katedral, di Pura, di Vihara, dan juga di Kong Mio. Semua menjalankan itu di tingkat Provinsi, di tingkat Kota, tingkat Kecamatan, bahkan di tingkat Kelurahan,” jelas Syafi’i Mufid lebih lanjut.
Selain melaksanakan refleksi di penghujung tahun 2018, Syafi’i Mufid juga menuturkan harapan FKUB atas momen pemilu serentak pada April 2019 mendatang. Syafi’i Mufid menegaskan segregasi sosial atas dasar orientasi politik berdampak merugikan bagi pertumbuhan demokrasi dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
“Jadi di sini, saya ingin mengingatkan kepada kita, pesan dari bapak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada sambutan natal beliau ke beberapa gereja yang ada di Jakarta. Ini yang saya kira perlu kita lakukan kepada semua jajaran FKUB dan tokoh-tokoh agama. Bahwa kita harus menjaga persaudaraan, kita semua adalah bersaudara. Dan kita semua harus menunjukkan kesederhanaan termasuk dalam menghadapi tahun baru. Dan jangan lupa bahwa apa yang kita lakukan dalam menghadapi tahun baru dan menghadapi event demokrasi pemilu, jaga persatuan antar kita. Insya Allah dengan tiga prinsip itu, akan dapat membawa warga Jakarta berbahagia di tahun-tahun yang akan datang,” tutup Syafi’i Mufid.