SuaraJakarta.co, JAKARTA – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mengharapkan berbagai ‘kegaduhan’ yang mengiringi perjalanan bangsa ini sepanjang 2016 tidak terjadi lagi pada 2017 dan tahun-tahun mendatang. Berbagai kegaduhan yang begitu banyak menguras energi bangsa, tidak hanya mengganggu fokus masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya tetapi juga akan memudahkan bangsa ini dilemahkan oleh berbagai kekuatan yang tidak ingin negara ini menjadi besar, religius, berbudaya dan maju.
Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengharapkan, masing-masing elemen bangsa mulai dari Pemerintah, Legislatif, Partai Politik, Organisasi Kemasyarakatan, dan masyarakat, baik yang ada di Pusat maupun Daerah melakukan evaluasi diri dan merumuskan resolusi untuk Indonesia yang lebih baik di 2017 dan tahun-tahun mendatang.
Menurut Fahira, sepanjang 2016 berbagai kegaduhan silih berganti hadir, mulai dari silang pendapat antarmenteri di kabinet; rekaman soal saham freeport; pengangkatan menteri yang kewarganegaraannya menjadi polemik; tidak punya menajemen krisis menangani penyebaran vaksin palsu; polemik pembatalan 3.143 perda; kebijakan full day school; lempar tanggungjawab kemecetan mudik lebaran di di pintu Tol Brebes Timur (Brexit); protes warga, petani, dan nelayan terhadap berbagai proyek pembangunan (pabrik semen, reklamasi dan lainnya); dugaan penistaan agama oleh seorang pejabat publik; kelambatan merespon isu serbuan TKA Illegal; hingga praktik korupsi dan pungli yang masih marak; dan berbagai kegaduhan lainnya.
“Kalau kita saling menyalahkan tidak akan ada habisnya. Cobalah masing-masing elemen bangsa evaluasi diri ‘sumbangan kegaduhan’ apa yang sudah kita berikan selama 2016 ini agar bisa diperbaiki dan tidak terjadi lagi pada 2017. Cobalah kita introspeksi diri apakah kebijakan kita selama ini sudah menomorsatukan rakyat atau malah lebih mengutamakan pandangan politik dan kepentingan golongan kita saja,” ujar Fahira Idris, di Jakarta (29/12).
Dari semua elemen yang ada di negeri ini, Fahira mengharapkan Pemerintah yang merupakan elemen utama bangsa ini, bisa memberikan inspirasi kepada seluruh anak bangsa lainnya agar bersama-sama bergerak mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa sesuai visi pembangunan nasional yang telah ditetapkan pemerintahan Jokowi-JK dalam RPJMN 2015-2019.
“Kalau di internal pemerintahan sendiri sering gaduh, bagaimana mau menginspirasi rakyat. Makanya jika pemerintahan ini bisa menjaga wibawanya, saya yakin semua persoalan bangsa ini, satu persatu akan terurai,” tukas Senator Jakarta ini.
Fahira mengingatkan, bahwa tugas besar Pemerintah yaitu membentuk manusia yang bertaqwa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sebagai landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa, hanya bisa tercapai jika pemerintah bisa menggerakkan semua elemen bangsa.
“Menggerakkan elemen bangsa hanya bisa terjadi jika para pemimpin bangsa ini di semua level, baik yang ada di Daerah maupun di Pusat menujukkan teladan dan mengalirkan inspirasi kepada rakyatnya, dan hal ini sepertinya masih belum sepenuhnya terwujud,” pungkas Fahira.