Halusinasi Biaya Marketing Minimal, Hasil Maksimal

Oleh: Arka Atmaja (Digital Creator)

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Tidak banyak orang memulai usaha, sibuk menghabiskan uang untuk mempersiapkan produksi, tapi minim mengalokasikan anggaran untuk marketing.

Padahal produksi tanpa marketing itu sia-sia.

Orang berat sekali keluar biaya marketing, bahkan tidak ada rencana anggaran marketing disetiap bulannya.

Sedikit yang berfikir, biaya marketing adalah bagian dari modal.

Makanya saya sering sekali bertemu dengan calon customer, yang mikir nya setengah mati hanya membuat website dengan harga kurang dari 2 juta rupiah. Padahal saya tengok investasi untuk produksi, asetnya sudah puluhan bahkan ratusan juta.

Lalu berapa sih anggaran marketing seharusnya?

Kita pernah mendengar istilah membakar uang? Yah brand-brand besar pada tahap awal biaya marketing mendominasi. Mereka kerjakan ini hingga berbulan-bulan.

Apakah sih yang mereka kejar. Ada 2 yang mereka kejar, pertama adalah brand, yang kedua adalah audiens. Anda tahu, dua hal inilah penentu sebuah produk hidup lebih lama.

Brand adalah value yang ditanamkan kepada konsumen hingga muncul loyalitas. Sedangkan audiens, mereka adalah marketer gratis, mereka adalah “pasukan” marketing yang terus ikut mempromosilan produk tanpa mereka sadari.

Brand dan Audiens adalah investasi jangka panjang, apalagi di era digital jaman sekarang.

Kembali lagi ke pertanyaan tadi berapa persen anggaran marketing yang harus disediakan.

Ini bukan hal yang mudah untuk menghitung, karena tergantung juga sepanjang apa nafas kita.

Saya sering mengatakan 75% kegiatan bisnis adalah marketing, kira2 berapa persen biaya marketing yg harus disediakan dari total biaya operasional kita?

Related Articles

Latest Articles