Saat kamu sudah siap untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama orang yang diidamkannya, banyak hal yang akan berubah. Untuk itu, diperlukan kesiapan yang benar-benar matang. Karena ketika kalian menikah, bukan hanya diri sendiri lagi yang harus dipikirkan, pun bukan hanya pasangan yang harus dimanjakan dan diurus. Tapi juga calon anakmu kelak. Ketika belum memiliki anak, tidak apa bagimu untuk menunda-nunda waktu makan. Atau, tidak apa bagimu malas mandi dan menjaga kebersihan lingkungan. Namun ketika sudah memiliki anak, apa yang kau lakukan akan berdampak bagi mereka.
Pengalaman mengandung pertama kali disikapi beragam oleh pasangan suami istri. Perasaan bermacam-macam berkecamuk menjadi satu yang kadang sukar dijelaskan. Namun, menghadapi kehamilan pertama kali bagi pasangan yang sudah siap, akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Salah satu persiapan yang penting adalah mengenai kondisi sang ibu dan nutrisi yang diasup selama hamil.
Namun demikian, persoalan kematangan untuk menikah bukan hanya mengenai ke-beres-an seseorang tersebut, namun juga pengetahuan untuk menikah dan semua yang ada di dalamnya. Hal yang tidak kalah penting dalam pernikahan adalah bagaimana mempersiapkan menjadi calon orang tua. Bagi seorang wanita, menikah bukan hanya mengenai siap tidaknya menjadi seorang istri, namun juga siap tidaknya menjadi seorang ibu. Sebuah posisi yang sangat krusial dalam membangun peradaban.
Nah, jika kamu adalah ibu muda yang baru pertama kali merasakan bagaimana mengandung (hamil), berikut tips-tips nya
A. MENJAGA KONDISI TUBUH
1. Mengurangi intensitas dalam beraktivitas
Seorang wanita yang sedang mengandung, berada dalam posisi yang lebih ‘rapuh’ dibandingkan ketika ia sedang tidak mengandung. Tubuhnya akan lebih mudah terserang penyakit dan lelah. Maka ketika mengandung, hendaknya aktivitas calon ibu dikurangi. Bagi yang bekerja, hendaklah menyempatkan untuk beristirahat (dalam keadaan berbaring) selama 1 jam pada siang hari. Terutama pada usia kehamilan muda (1-4 bulan), janin belum menempel dengan kuat di rahim ibu, maka aktivitas ibu harus sangat dikurangi dan berhati-hati.
2. Mulai general check-up pada kehamilan usia muda
Pada sebagian calon ibu, berbagai masalah pada tubuh akan timbul pada saat hamil. Seperti kekurangan darah yang ditandai dengan gejala pusing dan pucat. kekurangan kalsium yang ditandai dengan pembengkakan gusi. Maka dengan melakukan pemeriksaan dini pada ibu, akan mengantisipasi penyakit yang akan calon ibu idap selama masa kehamilan. Hal yang tidak kalah penting adalah pemeriksaan TORCH (Toxo, Rubella, Cytimegalovirus dan Herpes) yang dikhawatirkan akan menurun pada bayi. Bahkan, pemeriksaan TORCH disarankan dilakukan sebelum hamil.
3. Memperiksakan kehamilan minimal 4x ke bidan atau ke dokter kandungan
Ketika pertama kali seorang istri diketahui hamil hendaknya segera diperiksakan ke bidan atau dokter terdekat. Setiap ibu yang telah memeriksakan dirinya akan mendapatkan “Buku kesehatan Ibu dan Anak” yang wajib dibawa ketika memeriksakan kandungan, dengan maksud agar kesehatan sang ibu dapat terpantau selama kehamilan. Biasanya, bidan dan dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan setiap sebulan sekali ketika umur kehamilan dibawah 6 bulan, 2 minggu sekali dengan umur kehamilan 6-7 bulan dan seminggu sekali untuk usia kehamilan 7-9 bulan.
Pemeriksaan yang sering dapat menjaga kandungan tetap sehat dan menghindari penyakit pada kandungan. Pemeriksaan biasanya dapat dilakukan dengan USG (Ultrasonography) atau biasanya jiika pemeriksaan dilakukan oleh bidan akan menggunakan Doppler atau alat perekam detak jantung pada janin. Selain pemeriksaan rutin, sangat perlu bagi seorang ibu untuk memeriksakan kadar Hemoglobin atau kadar oksigen yang dikandung oleh darah. Jika kadar hemoglobin dibawah rata-rata, darah seseorang akan mengental, akan sangat berbahaya bagi seorang ibu hamil. Beberapa dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap, bukan hanya pemeriksaan hemoglobin. Kelebihannya, ketika sang ibu dilakukan pemeriksaan darah lengkap, akan diketahui secara menyeluruh keadaan darah ibu sebelum melahirkan.
4. Menghindari bepergian jauh
Selain karena berpergian jauh membuat seseorang menjadi lelah, bagi ibu hamil guncangan yang berlebihan –yang tidak mungkin dihindari dari perjalanan dengan kendaraan- akan membahayakan kandungannya. Terutama bagi ibu hamil usia kehamilan muda. Namun, bagi ibu hamil yang harus berpergian jauh, hal ini dapat disiasati dengan memilih jenis kendaraan yang akan di gunakan. Lebih baik menggunakan mobil pribadi karena selain dapat menyiasatinya dengan berkendara secara perlahan, juga dapat disiasati untuk dapat istirahat (singgah) dengan waktu yang fleksibel dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum. Tenang saja, bagi yang tidak memiliki mobil pribadi, disarankan untuk memilih tranportasi kereta api. Guncangan kereta api paling minim jika dibandingkan dengan kendaraan umum lainnya. Walaupun kereta api tidak beristirahat dalam perjalanannya, ibu hamil dapat mengatasinya dengan berjalan-jalan dari gerbong ke gerbong, tujuannya agar punggung dan pinggang tidak keram akibat duduk yang terlalu lama. Selain itu, bawalah penyangga pinggang untuk digunakan selama perjalanan. Peyangga pinggang dapat berupa bantal atau boneka. Bawalah bekal makanan berat dan makanan ringan selama perjalanan, untuk menjaga tubuh ibu agar tetap bugar.
B. SEORANG IBU HAMIL HARUS SENANTIASA RIANG DAN GEMBIRA
Walaupun sang calon anak masih belum berwujud nyata di kehidupan sebuah keluarga, namun sejak di dalam kandungan ibunya, ia dapat merasakan apa yang ada di lingkungannya. Bayi yang belum dilahirkan merasakan dunia melalui ibunya. Hal yang paling berpengaruh dalam kehidupan sang anak kelak adalah apa yang dirasakan sang ibu waktu mengandungnya. Ia bisa melakukan hal ini karena emosi ibu memicu pelepasan zat kimia ke dalam darah yang mengalir di tubuhnya -kemarahan melepaskan adrenalin, ketakutan melepasakan kolamin, stres melepaskan kortisol, dan perasaan senang melepaskan endorphin. Zat kimia ini diteruskan melalui plasenta dan kepada bayi dalam hitungan detik dari saat ibu merasakan emosi tersebut. Efek dari perasaan yang negatif dapat menyebabkan kelahiran yang bermasalah, berat badan bayi rendah, kolik pada bayi, dan masalah belajar di kemudian hari. Sang ibu dapat membantu menjaga emosi dirinya dengan memiliki asupan spiritual yang baik saat hamil. Menambah intensitas beribadah dan mendengarkan kajian yang membantu menjaga kestabilan emosi dalam diri sang ibu.
C. MENJAGA POLA MAKAN dan NUTRISI PADA MAKANAN
Seorang ibu hamil harus memperhatikan kandungannya, pun juga harus memperhatikan apa yang akan dimakan dan masuk ke dalam tubuhnya. Karena apa yang akan ibu makan akan dirasakan juga oleh sang buah hati dan berpengaruh kepada kesehatan keduanya. Pada saat hamil, seorang ibu akan mudah merasa lapar, namun jika makan berlebihan akan memperburuk rasa mual bagi sang ibu. Hal ini dapat disiasati dengan makan dengan porsi sedikit, namun dalam waktu yang sering.
Dengan demikian tubuh ibu akan lebih nyaman untuk beraktivitas. Selain jumlah yang dikonsumsi, seorang ibu yang sedang mengandung juga harus memperhatikan kandungan nutrisi pada makanan yang diasupnya. Ibu yang sedang hamil membutuhkan kalsium yang lebih banyak mencapai 1500mg/hari. Makanan mengandung kalsium antara lain susu dan yoghurt. Ibu hamil juga membutuhkan banyak vitamin, antara lain vitamin A, D, E, K, B dan C. Namun, khusus untuk vitamin A, D, E dan K sebaiknya jangan dikonsumsi berlebihan, karena sifat vitamin ini yang tidak larut dalam air, darah ibu hamil yang mengandung terlalu banyak vitamin tersebut akan mempersulit proses kelahiran dan berdampak buruk bagi kesehatan janin. Vitamin dapat diperoleh dengan mengkonsumsi sayur hijau dan buah-buahan, serta beberapa jenis kacang-kacangan dan umbi-umbian. Hal yang tidak kalah penting adalah kebutuhan zat besi, omega dan folat yang dapat diperoleh dengan mengkonsumsi daging-dagingan, terutama daging ikan.
Keuntungan lain di seluruh spektrum makan buah dan sayuran adalah Selama tahap akhir kehamilan, bayi ‘mencicipi’ makanan yang Anda makan melalui cairan ketuban. Jadi jika Anda sudah memperkenalkan bayi Anda pada berbagai buah-buahan sehat dan sayuran dalam rahim, Anda akan meningkatkan peluang bayi Anda akan mengenali dan menerima mereka rasa nanti.
Penulis adalah Rani Kilatsih, S.Si. Alumni Fakultas Biologi UGM yang tinggal di Sleman, Yogyakarta, ini saat ini sedang mengalami kehamilannya yang pertama dengan usia kandungan 6 bulan. Untuk berkomunikasi lebih intensif bisa kontak via email di kilatsihrani@yahoo.com