Anak Yang Diajarkan Sosialisasi Akan Tumbuh Menjadi Pribadi Yang Peduli

SuaraJakarta.co – Dunia anak-anak sangat indah. Tanpa beban. Tanpa pikiran. Tanpa keraguan. Semua tampak lepas. Emosi yang tercurah menjadi positif bagi perkembangan jiwa anak.

Saat ini, dunia anak terdapat pada sebuah gadget yang berisi game. Anak kota cenderung menghabiskan waktu luangnya dengan main game di gadget. Tubuh tak bergerak, mata fokus pada layar, emosi penuh dengan emosi negatif untuk memenangkan sebuah permainan.

Coba kita lihat anak-anak di Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Anak-anak ini setiap sore berkumpul dengan anak lainnya. Sepulang sekolah, biasanya melakukan permainan tradiisonal. Seluruh anggota tubuh bergerak. Berkeringat. Saling membantu dan saling mengisi satu sama lain.

Sejak dini, anak-anak di Lengkong Gudang diajarkan sosialisasi oleh orang tuanya. Mereka berkumpul dalam lingkungan ketetanggaan. Saling memberi, saling cerita, dan saling gotong royong. Sehingga, jiwa anak dan orang tua di sini selalu gembira.

Anak-anak yang tumbuhh di lingkungan seperti ini memiliki jiwa sosial yang tinggi. Jiwa sosial ini menumbuhkan rasa peduli satu sama lain. Di sekolah, mereka hanya diajarkan teori pembelajaran. Sedangkan di lingkungan rumah, mereka diajarkan sosialisasi, saling membantu, dan berkumpul kekeluargaan.

Misalnya saja Salwa, anak usia 10 tahun sudah memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Jika anak lain sakit, Salwa selalu mengajak teman lainnya untuk berkunjung dan menghibur.

Anak lainnya, Dimas juga berusia 10 tahun. Ia tidak memiliki gadget dan wajahnya selau gembira, karena bermain dengan teman-temannya.

Rata-rata, anak-anak di Lengkong Gudang memiliki tubuh yang sehat. Pasalnya tubuhnya selalu bergerak, berlarian, bermain dan berolahraga. Beda dengan anak-anak yang hobinya main gadget. Tak bisa sosalisasi. Memiliki rasa peduli yang rendah, dan rentan sakit-sakitan. (JML)

Related Articles

Latest Articles