SuaraJakarta.co, JAKARTA – Peremajaan armada Transjakarta yang sudah berlangsung kurang lebih dua tahun belakangan ini, dinilai belum menemukan titik usai. Basuki Tjahja Purnama, selaku Wagub DKI Jakarta terlihat kesal dengan masalah tersebut. Bus baru karatan, mesin yang cepat panas, dan sejumlah masalah lain yang menggerogoti membuat Pak Basuki menilai selama pemerintahannya di DKI, proyek ini yang paling kacau.
“Gagal kami (program) pengadaan bus transjakarta? Intinya kami ingin menambah unit bus, tapi kami gagal karena adanya mark up anggaran (pengadaan bus transjakarta), kacau-balau,” kata Basuki dengan kesal kepada tim Kompas.com, di Balaikota, Jumat (10/10/2014).
Kekesalan pria dengan sapaan akrab Ahok ini kian memuncak. Bagaimana tidak, niat baiknya untuk memberi kenyamanan kepada pengguna setia Transjakarta, harus terhambat hanya karena tingkah ulah bawahannya. Tindakan penyelewengan dana oleh sejumlah Dinas DKI Jakarta menjadi ganjalan utama rampungnya proyek ini.
Sejumlah nama seperti Udar Prastono, Dradjat Adhyaksa, Prawoto dan sederet pejabat kedinasan DKI lainnya telah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus ini oleh Kejaksaan Agung pada Mei lalu.
Berbeda dengan Ahok, Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, merasa tidak takut untuk melakukan pengadaan bus baru Transjakarta untuk kedepannya.
“Kan masih macet, pasti butuh bus dong. Masa gara-gara ada kasus, berhenti. Namanya penakut itu,” ujar Jokowi di Balaikota, Selasa (1/4/2014) seperti dikutip Ahok.org.
Menanggapi masalah korupsi yang terjadi, Jokowi menyerahkan sepenuhnya ke petugas hukum dan pihak yang berwajib.
“KPK sudah ambil, Kejaksaan Agung juga sudah. Dari kita kan juga sudah Inspektorat. Dari BPKP juga sudah. Ya sudahlah, itu wilayahnya hukum, biarkan berjalan apa adanya saja,” ujarnya. (IKN)