Koran Sindo menulis tentang ancaman kekosongan kepemimpinan di KPK setelah sprindik atas tiga pimpinan KPK dikeluarkan polri. Berita ini ditulis Koran Sindo dalam headline berjudul “Polri Jerat Seluruh Pimpinan KPK”. Abraham samad disidik atas dugaan penyalahgunaan wewenang untuk lobi politik. Adnan Pandu Praja dalam kasus kepemilikan saham ilegal PT Daisy Timber di Berau, dan Zulkarnain dilaporkan atas dugaan penerimaan gratifikasi saat menjadi Kajati di Jawa Timur. Sebelumnya, Bambang Widjojanto telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pengarahan kesaksian palsu.
Bergeser ke Indopos yang memberi judul headline “KPK Lemah, Koruptor Berani Mangkir”. Harian ini menuliskan tentang “kegagalan” KPK mendatangkan saksi dan tersangka untuk dimintai keterangan dalam penyidikan. Suryadharma Ali dan Jero Wacik adalah salah dua yang seharusnya hadir dalam pemeriksaan KPK kemarin. Namun keduanya tidak nampak di gedung KPK. Dalam kasus BG, dari 15 orang saksi yang diminta hadir oleh KPK, hanya satu orang purnawirawan jendral yang hadir. Sisanya dari swasta dan anggota polri aktif tak satupun mau hadir ke KPK. Bahkan sang tersangka BG pun mangkir. KPK kesulitan melakukan pemanggilan paksa karena pemanggilan paksa dikawal oleh brimob dari Polri. Lembaga darimana BG berasal dan berkedudukan tinggi.
“Pemerintah Diminta Sigap” judul harian Republika hari ini. Masih dengan isu yang sama seperti kemarin kemarin, Republika memperhatikan dengan serius soal DBD dalam headline beritanya. Mengutip ketua komisi IX DPR RI Dede Yusuf, yang meminta pemerintah berperan aktif menyikapi peningkatan kasus DBD di beberapa wilayah. Selain penambahan sarana kesehatan, Dede juga usulkan penambahan tenaga medis. Sementara dari Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meminta kepada dinas kesehatan di daerah untuk turun ke masyarakat. Menkes sendiri direncanakan hadir ke daerah KLB di Jatim dan Tangerang Banten.
Desakan agar Jokowi bersikap tegas dan cepat dimunculkan di Media Indonesia. Harian ini mengungkit sikap Jokowi yang selalu mengundur keputusannya atas calon kapolri Budi Gunawan. Pertama menjanjikan setelah fit and proper test, kemudian janji lagi setelah pra peradilan. Kini setelah semua terlewati, Jokowi berjanji lagi akan menyelesaikan pasca lawatan ke luar negeri yang akan dijalaninya hingga 9 Februari. Syafii Maarif mengaku sempat ditelpon Jokowi dan mengatakan tidak akan melantik Budi Gunawan. Namun menurut seskab Andu Widjojanto itu hanya satu dari enam opsi yang akan diambil presiden. Opsi lainnya adalah meminta BG mundur. Opsi yang sudah ditolak mentah mentah oleh BG melalui kuasa hukumnya. MI menulis beritanya dengan judul “Jokowi Jangan lagi Ulur Waktu”
Seakan geregetan dengan presiden sebagaimana redaksi Media Indonesia, Harian Rakyat Merdeka pun memilih isu sama dengan nada menyindir, “Maaf, Presiden ke Luar Negeri Dulu. Krisis KPK vs Polri Digantung Seminggu”. Janji Jokowi ini disampaikan di hadapan wartawa, “saya selesaikan semuanya minggu depan. Saya selesaikan semuanya minggu depan” ujarnya mengulang pernyataan itu dua kali. Jokowi beralasan ada yang harus dia selesaikan terlebih dahulu.
Terakhir dari Kompas. Mengutip dari kalangan pengusaha, Kompas memberi judul “Pelaku Bisnis Tetap Optimis” kompas tak dapat menutupi kegemasannya dengan mencantumkan sub judul “Kegaduhan Politik Harus Segera Diselesaikan”. Sampai saat ini dunia ekonomi dan bisnis tidak terpengaruh atas kegaduhan politik yang ada. Namun apabila kegaduhan ini ters terjadi dalam jangka waktu yang panjang, para pelaku bisnis akan bereaksi. Oleh karena itulah ketegasan Joko Widodo untuk segera menyelesaikan permasalahan ini sangat ditunggu.
Demikian, semoga bermanfaat.
Penulis: Muhammad Hilal | @moehiel