Teringat di suatu waktu, lebih dari satu dekade lamanya. Seorang gadis belasan tahun, polos, lugu dan masih belum menemukan hidup yang sesungguhnya.
Berurai air mata, bengkak matanya karena menangis sepanjang malam, gadis itu duduk di samping seorang wanita hampir empat puluh tahun usianya, terbujur kaku, memberikan senyum manisnya, berlapiskan beberapa kain putih, pembungkus terakhir, wanita itu ibuku.
Bisa jadi pengalaman ini mirip oleh beberapa orang, tapi masih banyak pula yang merasakan kebersamaan bersama ibu hingga berusia senja.
Sepanjang usianya ibu senantiasa merawat, menyayangi dengan penuh cinta kepada anaknya. Tapi sepanjang itu pula seorang anak tak bisa membalas jasanya, karena ibu memang tak pernah mengharap balas jasa.
Ibu, apapun profesinya, bagaimanapun pendidikan tertingginya, pastinya akan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya sedari dini, karena ibulah guru terhebat, sekolah terbaik.
Ibu, walau masih ada atau telah kembali kepada sang Maha Pencinta, senantiasa memberikan nasihat bagi sang anak sepanjang usia, karena ibu bagiku adalah sumber inspirasi terbesarku.
Cintai ibumu, rawat yang kamu bisa, jiwanya, raganya, karena ibu pasti merawat tanpa jeda. Tapi kita sebagai anak, hanya bisa mendoakan sebagai balas jasa.
Selamat hari ibu, untuk ibuku, seluruh ibu dan para calon ibu di Indonesia. Semoga selalu dinaungi oleh cintaNya. Peluk cium dan salam hormat dariku. Terima kasih ibu.