Muatan Lokal Pada Sekolah Bertaraf Internasional

SuaraJakarta.co, Sekilas jika kita mendengar tentang SBI, yang terbayang adalah sekolah yang elit dengan segala sarana dan prasarana sekolah yang bagus serta berkualitas. SBI sendiri merupakan singkatan dari Sekolah Bertaraf Internasional.

Definisi dari SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan Indonesia dan bertaraf internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Alasan penyelenggaraan SBI memiliki dasar hukum yang kuat yaitu Pasal 50 ayat 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidkan nasional (UUSPN 20/2003) yang menyebutkan bahwa “ Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional”.

Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk terus meningkatkan pemerataan pembangunan SBI ini. Namun dibalik itu semua pasti akan adanya dampak terhadap kebudayaan daerah. Karena seperti yang kita ketahui, sistem pembelajaran di SBI menerapkan sistem bilingual transitional. Menurut Lee (2008: 85) disebut sebagai biligual transitional karena siswa tidak langsung diajar dengan menggunakan bahasa inggris secara penuh tetapi bertahap, porsi bahasa Inggris makin lama makin besar dan porsi bahasa ibu makin lama makin kecil.

Dampak dari penggunaan sistem di SBI terhadap budaya lokal

Jika sistem pembelajaran di SBI mengunakan sistem bilingual transitional, pasti akan ada dampak terhadap kebudayaan lokal. Terutama bahasa daerah, seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Karena dengan sistem bilingual transitional, siswa secara perlahan dan konsisten dibiasakan menggunakan bahasa asing. Dengan kata lain, siswa secara tidak langsung mempelajari budaya asing tersebut. Oleh karena itu mari kita lestarikan segala kebudayaan asli Indonesia, termasuk bahasa daerah lokal.

Jika pemerintah ingin mengembangkan SDM dengan mendirikan SBI di berbagai daerah. Itu tak jadi masalah, namun jika pemerintah tidak membuat keputusan yang terbaik, itu akan jadi masalah. Keputusan yang terbaik menurut saya adalah pemerintah  mengharuskan setiap SBI di daerah harus menetapkan mata pelajaran mulok bahasa daerah masing-masing.

Dengan demikian disamping SDM di Indonesia akan semakin maju dengan perkembangan pembelajaran di SBI. Namun juga tidak menghilangkan ciri khas negara dengan keanekaragaman bahasa daerah. Lebih baik lagi jika penerapan itu dilakukan sejak sekolah dasar. Dengan demikian generasi penerus tidak hanya pintar dengan intelektual global namun juga pintar dengan budaya sendiri.

Alasan bahasa daerah dianjurkan di SBI

Kenapa harus muatan lokal bahasa daerah yang seharusnya diterapkan di SBI ? Menanggapi pertanyaan itu, sudah kita ketahui bagaimana bahasa daerah mempunyai banyak manfaat yang sangat penting. Selain itu alasan yang lain adalah karena dengan adanya muatan lokal bahasa daerah. Siswa lebih terbiasa untuk bangga dengan budaya sendiri. Dengan kebiasaan itulah awal mula bangkitnya Indonesia dengan budaya lokal dan intelektual dunia.

Disamping siswa dibimbing dengan pembelajaran SBI namun siswa juga secara bertahap membangun kepercayaan diri akan budayanya sendiri. Berawal dari hal itu, generasi kita akan semakin berani untuk mengakui dan bahkan mereka dapat mengenalkan budayanya kepada dunia luar. Seperti yang kita tahu bahwa SBI merupakan sekolah internasional yang bekerjasama dengan OECD singkatan dari Organization for Economic Co-operation and Development.

Contoh muatan lokal bahasa daerah yang sudah banyak diterapkan adalah bahasa Sunda. Di Jabodetabek banyak SBI yang sudah menerapkan mulok bahasa Sunda, salah satu contohnya adalah SD GPS di Bekasi.  Sekolah ini sudah menerapkan bahasa daerah sebagai salah satu mata pelajaran mulok.

Manfaat dari bahasa daerah sebagai muatan lokal di SBI

Dengan adanya mapel muatan lokal bahasa daerah di SBI, generasi tidak akan mudah terpengaruh oleh budaya asing. Banyak sekali manfaat dari mulok bahasa daerah, disamping kita melatih generasi penerus untuk melestarikan budaya. Namun masih banyak manfaat yang lain, salah satu contoh manfaat bahasa daerah adalah melatih tentang kebiasaan cara berperilaku (tata krama).

Mengingat sekarang ini, masih banyak anak-anak yang kurang sopan dan berperilaku kurang santun. Hal itu merupakan masalah yang harus kita garis bawahi dan perhatikan. Manfaat yang lain dari muatan lokal bahasa daerah adalah sebagai bahasa ibu (Mother Tongue). Sebagian siswa yang kurang paham dengan mata pelajaran tertentu diakibatkan beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah karena siswa itu tidak paham dengan bahasa pengantar.

Oleh karena itu, bahasa daerah juga penting untuk menggapai pemahaman akan dunia luar. Bahasa daerah juga melatih siswa untuk berbicara secara santun kepada guru ataupun orang yang lebih tua dari dia. Oleh karena itu kita harus selalu mengingat hal itu semua. Apalah arti jika kita jadi orang pintar dan intelek, namun kita lupa dengan kebudayaan sendiri.

Harapan dengan adanya muatan lokal bahasa daerah di SBI

Dengan demikian beberapa SBI sudah peka terhadap kritisnya bahasa daerah di Indonesia. Harapan dari mulok bahasa daerah di SBI adalah agar generasi penerus senantiasa peka akan budayanya sendiri. Karena seperti yang kita ketahui, sekarang ini sudah sangat banyak budaya asing yang mempengaruhi anak-anak Indonesia. Salah satu contohnya adalah kata fuck sudah menjadi kata yang biasa didengar oleh anak-anak jaman sekarang. Sehingga mereka menggunakan kata itu sebagai kata-kata untuk mengejek teman, meskipun mereka tidak tahu arti sebenarnya dari kata fuck itu sendiri.

Dengan adanya mulok bahasa daerah di SBI, diharapkan para siswa dapat mempertahankan budaya lokal sebagai identitas diri sendiri. Tidak seharusnya mereka menggunakan identitas orang lain dengan terpengaruh oleh budaya asing. Oleh karena itu sebaiknya pemerintah memberikan peraturan untuk menetapkan mulok dengan bahasa daerah masing-masing sekolah.

Dengan harapan agar kelestarian bahasa daerah tetap terjaga. Apabila bahasa daerah dapat terjaga dengan baik, maka generasi penerus bangsa akan bangga menjadi orang Indonesia. Bahasa daerah merupakan salah satu identitas Indonesia sebagai negara kaya akan budaya. Jika generasi kita sadar akan budaya sendiri pasti mereka juga sadar akan membawa negara ini ke arah yang benar. [SJ]

Syaiman Saputra | Mahasiswa Sampoerna School of Education

Related Articles

Latest Articles