Batik, Budaya Indonesia yang Kian Luntur

Indonesia, Negeri zamrud khatulistiwa ini seakan tak pernah hilang keunikannya. Pesona dan potensi Indonesia telah membius jutaan bahkan milyaran hati dan mata ummat manusia untuk memilikinya. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia sehingga banyak sekali potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa dimanfaatkan. Indonesia juga tercatat sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang paling melimpah dibandingkan negara lain, mulai dari lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang luas sehingga dapat menghasilkan komoditas pangan yang bermacam-macam, perariran yang kaya akan jenis ikan-ikan dan terumbu karangnya, sampai kebutuhan logam, mineral, dan minyak bumi pun bisa kita dapatkan dari tanah air tercinta ini. Namun, di samping itu semua ternyata negeri ini juga memiliki kekayaan yang tak kalah pentingnya, yaitu kekayaan akan budaya.

Ya, dari dataran Indonesia yang jika luas daratan lautannya digabung mencapai lebih dari lima juga kilometer persegi ini ternyata terdapat kekayaan budaya yang bermacam-macam. Daerah-daerah dari Sabang sampai Merauke seakan mempunyai budayanya masing-masing, mulai dari adat, budaya, tarian, pakaian adat, sampai budaya. Budaya-budaya dari setiap daerah pasti mempunyai arti dan keunikannya masing-masing yang perlu kita lestarikan.

BACA JUGA  Menyingkap Kiprah Turki dalam Sejarah Indonesia

Berbicara soal budaya, ada salah satu budaya Indonesia yang sangat terkenal bahkan sampai ke pelosok dunia, apalagi kalau bukan batik. Batik merupakan kain bergambar yang pembuatannya dilakukan secara khusus dengan menuliskan atau menggambarkan malam pada kain itu. Pengolahan batik dilakukan dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan sendiri. Batik adalah salah satu budaya asli Indonesia yang telah ditetapkan sebagai “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)” oleh UNESCO sejak tanggal 2 Oktober 2009.

Batik adalah salah satu budaya asli Indonesia yang berasal dari Jawa. Batik dipercaya berada di Indonesia sejak zaman Majapahit. Pembuatan batik dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama “canting”. Awalnya, batik hanya digunakan sebagai pakaian tradisional oleh rakyat Ketika itu. Lalu, Persebaran batik semakin meluas ketika Indonesia dijajah oleh negara lain. Ketika zaman penjajahan Belanda, batik pernah diambil untuk diperkenalkan di museum Rotterdam. Sampai akhirnya, perkembangan batik telah mencapai waktu keemasannya ketika batik dipamerkan di pameran paris pada tahun 1900 dan langsung memukau publik dan seniman (sumber: Wikipedia).

BACA JUGA  Terobosan Apa Lagi, Pak Pres?

Fakta-fakta diatas seharusnya menjadi pendorong bagi kita, Warga Negara Indonesia, terus menjaga kelestarian budaya-budaya asli Indonesia (khususnya batik), sampai akhir zaman. Sampai sekarang memang batik masih eksis bertahan di hati beberapa masyarakat Indonesia. Namun faktanya, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan pakaian lain dibandingkan batik dan enggan untuk melestarikan batik dengan alasan yang tidak wajar. Batik seakan telah luntur dari hati beberapa orang. Padahal, banyak masyarakat luar negeri yang sangat bangga dengan batik dan sudah ada negara yang telah meng-claim batik sebagai budaya asli negara mereka. Oleh karena itu, mulai dari sekarang, mari kita mulai kembali mencintai batik dan dengan bangga melestarikan batik sebagai budaya asli Indonesia agar tetap eksis sampai akhir zaman.

Penulis: Haris Askari, Staff Kementrian Riset dan Teknologi KM-ITB

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles