SuaraJakarta.co, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) banyak diperbincangkan di media dan jagat maya. Bukan karena prestasi dan programnya, melainkan karena ucapannya manakala berkunjung ke Pulau Seribu ia sesumbar bahwa Umat Islam dibohongi surat Al Maidah ayat 51. Atau lebih halusnya Ahok mengatakan bahwa banyak orang yang menggunakan Almaidah 51 untuk membohongi.
Sontak dunia jagat maya dan nyata menjadi geger. Seluruh umat Islam yang akidahnya sehat merasa tersinggung dan sakit hati. Ucapan Ahok dianggap menistakan agama Islam dan al-quran. Kecuali yang akidahnya bermasalah, dengan membabi buta membela Ahok. Hingga agama dianggap bahaya jika dibawa-bawa ke politik. Agama dikesampingkan demi bela Ahok.
Fenomena yang membuat sesak di dada. Emosi umat muslim tersulut. Hingga para ulama dan ormas Islam melaporkan ke Mabes Polri.
Ada beberapa umat Islam rela berteriak hingga bisa membabi buta membela Ahok. Hal itu karena disebabkan oleh 7 kemungkinan berikut ini:
1. Mungkin tidak pernah membaca Al-quran. Sibuk berpolitik, jadi lupa ngaji.
2. Mungkin tidak mengerti al-maidah ayat 51, karena sibuk baca konstitusi, sehingga lupa kitab suci.
3. Mungkin Ketika mengaji, pas Gurunya membahas Al-maidah ayat 51, ia ketiduran. Atau bolos dari pengajian. Atau tidak menyimak sang guru.
4. Mungkin belajar mengajinya tanpa guru, sehingga seenak sendiri menafsirkannya.
5. Mungkin pengikut setia Ahok, sehingga apa kata Ahok selalu dianggap benar.
6. Mungkin pengikut setia partai pendukung Ahok. Pimpinan berkata dukung Ahok, ya dukung.
7. Mungkin menganut paham sekuler yang memisahkan agama dengan politik. Sehingga agama dikesampingkan dan dianggap bahaya.