SuaraJakarta.co, JAKARTA – Setelah santap sahur rasanya nikmat jika kita melanjutkan kembali untuk tidur. Wajar saja, bagi anda pekerja lapangan, rasanya jam biologis tidur 8 jam sehari itu sudah pakem untuk melepas lelah. Jadi, jika harus dipotong waktu tidurnya, mau tidak mau tubuh akan refleks untuk kembali lanjut tidur pasca santap sahur.
Tapi, tahukah anda, langsung tidur setelah makan bisa berdampak negatif. Bahkan, resiko terburuk dalam jangka panjang adalah berpotensi terkena stroke karena kurangnya pasokan oksigen ke otak.
Dikutip dari laman hellosehat.com, berikut adalah efek negatif langsung tidur setelah makan
1. Penimbunan lemak
Sebuah penelitian melaporkan bahwa kebiasaan langsung tidur setelah sahur yang dilakukan orang-orang keturunan keluarga gemuk dapat meningkatkan risiko kegemukan (obesitas) hingga dua kali lipat.
Ini karena makanan yang masuk ke perut tidak langsung dicerna oleh lambung ketika Anda terlelap. Kalori dari makanan tersebut justru akan disimpan dalam bentuk lemak. Terlebih jika makanan sahur Anda tinggi karbohidrat, lemak, dan serba digoreng.
Jeremy Barnes, profesor dari Southeast Missouri State University, menjelaskan selama kita tidur, otak justru merangsang lambung untuk meningkatkan kadar hormon grehlin yang membuat kita merasa lebih lapar ketika bangun.
2. Asam lambung naik (heartburn)
Anda yang punya sakit maag ada baiknya hindari kebiasaan tidur setelah sahur. Tidur setelah makan membuat sistem pencernaan Anda kesulitan mencerna makanan yang masuk. Hal ini akan menyebabkan masalah pada sistem pencernaan Anda, salah satunya adalah asam lambung naik.
Apabila makanan tidak tercerna dengan baik, lambung akan secara otomatis meningkatkan produksi asam lambung untuk mempercepat prosesnya. Ketika Anda tidur, gaya gravitasi akan melonggarkan klep lambung sehingga menyebabkan asam lambung dalam perut mengalir balik ke kerongkongan.
Asam lambung bisa mengikis lapisan dinding kerongkongan dan menyebabkan luka di kerongkongan. Ini dapat bisa menyebabkan perut mulas, nyeri ulu hati, dan sensasi panas perih seperti terbakar pada dada hingga tenggorokan.
3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau refluks asam lambung
Ketika jumlah asam lambung yang dihasilkan terlalu banyak dan terjadi terus-terusan, masalah asam lambung naik (heartburn) bisa berkembang menjadi GERD )gastroesophageal reflux disease) atau refluks asam lambung.
GERD merupakan kelanjutan dari asam lambung naik yang sering terjadi setidaknya lebih dari dua kali per minggu. GERD terjadi karena klep pemisah antara lambung dan tenggorokan tidak menutup sempurna, sehingga memungkinkan asam lambung mengalir balik hingga ke kerongkongan. Asam lambung dapat melukai tenggorokan, juga menyebabkan berbagai gejala lainnya seperti:
• Panas seperti terbakar di ulu hati.
• Makanan terasa naik ke kerongkongan.
• Asam pada bagian belakang mulut.
• Mulut pahit.
• Mual.
• Muntah.
• Perut kembung.
• Kesulitan menelan.
• Sendawa.
• Batuk.
• Suara serak.
• Mengi.
• Nyeri dada, terutama saat berbaring.
4. Diare atau sembelit
Normalnya, dua jam setelah makanan dicerna lambung akan kosong. Sisa makanan akan berpindah ke usus untuk dipadatkan menjadi feses. Namun, tidur setelah makan akan melambatkan proses pencernaan sehingga makanan akan terlalu lama “berdiam diri” dalam perut.
Timbunan makanan dalam perut yang tidak kunjung dicerna bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit, tergantung dari makanan apa yang masuk ke dalam perut kita.
5. Stroke
Tidur setelah makan membuat sistem pencernaan Anda sulit untuk mencerna makanan. Ini artinya lambung membutuhkan asupan darah yang lebih banyak untuk memperlancar pekerjaannya.
Padahal, otak juga tetap membutuhkan asupan darah yang stabil meski kita sedang tertidur. Suplai darah yang terkonsentrasi menuju perut ini membuat otak bisa kekurangan oksigen. Dalam jangka panjang, bila kebiasaan ini terus dilakukan, otak bisa mengalami stroke.
Teori lainnya mengatakan bahwa risiko stroke akibat langsung tidur setelah makan terkait dengan peningkatan asam lambung yang menyebabkan sleep apnea, yang kemudian memicu stroke. Selain itu, setelah makan akan terjadi perubahan kadar gula darah, kadar kolesterol, dan tekanan darah yang mungkin dapat berdampak pada peningkatan risiko stroke.
Jenis stroke yang berhubungan dengan kebiasaan tidur setelah makan adalah stroke iskemik yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak.
Bahaya tidur setelah sahur tidak dapat dipandang sebelah mata. Jadi, jangan jadikan ini kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan Anda.
Jadi, setelah santap sahur, lebih baik lakukanlah hal-hal yang bermanfaat, terlebih di bulan Ramadan. Seperti mengaji, membaca, dan berdzikir. Yuk, tetap jaga kesehatan tubuh selama bulan suci ini!