SuaraJakarta.co, JAKARTA – Ketua Dewan Kota Jakarta Pusat Ardy Purnawan Sani, menyambut baik kabar tenaga honorer batal dihapus. Menurutnya pembatalan tersebut berdampak postif bagi tenaga honorer karena adanya kepastian masa depan mereka.
“Alhamdulillah kabar pembatalan dihapusnya tenaga honorer menjadi angin segar untuk mereka, dengan begitu para pekerja tenaga honorer tetap bisa berkarya dan produktif,”kata Ardy saat ditemui di Kantor Dewan Kota Jakarta Pusat di Kawasan Komplek Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2022).
Ardy mengatakan keputusan yang diambil oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (PAN-RB) adalah langkah yang positif dan itu harus diapresiasi setinggi-tingginya. Menurut pandangan Ardy, pasca-Pandemi Covid-19 Indonesia berupaya maksimal membangkitkan perekonomian nasional dan mengurangi angka pengangguran, salah satunya dengan membatalkan penghapusan tenaga honorer.
“Kita patut apresiasi setinggi-tingginya dengan dibatalkan penghapusan tenaga honorer. Langkah tersebut adalah upaya dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk memulihkan perekonomian nasional dan menjaga meningkatnya angka pengangguran kalau tenaga honorer dihilangkan,”ucap Ardy.
Dengan adanya kabar tersebut, Ardy berharap kepada para tenaga honorer bisa lebih produktif lagi dalam bekerja dan menjaga kualitas kerja dengan baik.”Saya berharap tenaga honorer di mana pun berada, khususnya di Jakarta Pusat bisa lebih meningkatkan produktifitasnya dalam bekerja,”harap Ardy.
Mantan aktivis mahasiswa ini menambahkan ia bertekad untuk mengadvokasi dan meneruskan setiap masukan dari para pekerja tenaga honorer di Jakarta Pusat ke level paling atas, dalam hal ini Wali Kota Jakarta Pusat.
“Sebagai Ketua Dewan Kota Jakarta Pusat, saya mendedikasikan diri saya untuk melayani masyarakat
Beberapa waktu lalu, Ardy sempat menerima sejumlah masukan dan aspirasi dari tenaga honorer di Jakarta Pusat mengenai rencana penghapusan tenaga honorer. Rencana tersebut menimbulkan kegelisahan di kalangan tenaga honorer. membuat para tenaga kerja.[*]