SuaraJakarta.co, JAKARTA – Perhelatan muktamar Persatuan Umat Islam (PUI) ke-13 yang mengambil tema “Menuju Indonesia Unggul, Mandiri dan Bermartabat” akan digelar di Palembang-Sumatera Selatan. Regenerasi dan pengembangan dakwah ini adalah bukti progresifitas organisasi berbasis massa Islam tertua ini terus berjalan. Bahwa basis kader PUI sedang menancapkan pondasinya di bumi Sriwijaya. Sebuah sulaman kembali yang di awal kemunculan PUI telah banyak menyebar di bumi nusantara.
Menurut Ketua Umum PUI H. Nazar Haris, “tema yang diambil merupakan gagasan besar dimana konsolidasi PUI dimatangkan, baik yang bersifat internal (baca: konsolidasi ke dalam) maupun penguatan gagasan PUI dalam mewujudkan Indonesia yang unggul, mandiri dan bermartabat di depan”. Lanjutnya lagi, prioritas ke depan adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) muslim yang unggul. “Dalam Al-Qur’an sendiri menegaskan bahwa umat Islam adalah umat terbaik. PUI masih fokus pada menguatkan konsep ideologi sekaligus mengaktualisasikannya agar mampu dipahami oleh masyarakat bangsa. Konsepsi ideologi PUI tercantum dalam Intisab dan Isahus Tsamaniyah.”
Agenda besar ke depan menurutnya, “secara simultan PUI akan terus melakukan aktualisasi doktrinnya yang lebih implementatif sesuai zaman, PUI harus dinamis dengan berbagai tantangan dakwah. Dan berpacu memperkuat basis kaderisasi sebagai sarana internalisasi berbagai pemikiran dakwahnya melalui sekolah, perguruan tinggi serta proses kaderisasi khas PUI.” Hal ini bisa dilihat dari AD/ART yang mengalami penyempurnaan cukup baik. Misalnya, kini PUI memiliki sistem modern tersendiri dalam menentukan pemimpinnya melalui Majlis Syuro (Ahlul Halli wal ‘Aqdi) atau keterwakilan. Dalam Islam, ahlu halli wal a’qdi merupakan salah satu terobosan pembaharuan dalam menghadirkan kepemimpinan.
Kontribusi PUI menurut H. Nurhasan Zaidi, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PUI yang juga anggota DPR RI, menyebutkan kiprah kader PUI untuk bangsa dan negara bisa dilihat dari kiprah KH. Abdul Halim, KH. Ahmad Sanusi, dan Mr. Syamsudin. Ketiganya pendiri republik ini karena turut andil dalam pembentukan bangsa ini menjadi negara. Dan KH. Abdul Halim adalah pendiri dan anggota Majelis Syuro Muslim Indonesia (Masyumi). Kemudian, Azis Halim dan KH. Zaenal Abidin pernah menjadi angota DPR RI dari PPP; Zaky Siradj anggota DPR RI (2014-2019) dari Golkar; KH. Anwar Saleh anggota DPR RI dari PBB; Karna Sobahi Wakil Bupati Majalengka-Jawa Barat dari PDIP; Ahmad Heryawan Gubernur Jawa Barat dan sebagainya.”
Jadi, pada akhirnya proses kaderisasi dalam tubuh PUI mampu melahirkan pemimpin publik-negara. Proses kaderisasi PUI yang semakin modern bahkan telah mentransformasi PUI dari sekadar organisasi yang bisa menghadirkan kader yang mampu memimpin ormas menjadi organisasi yang menghadirkan kader yang mampu memimpin negara.