Ratusan Pedagang Tagih Janji Ahok Revitalisasi Pasar Senen Blok VI

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Ratusan pedagang di Pasar Senen, khususnya di Blok VI, menagih Janji Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama “Ahok” untuk segera merevitalisasi pasar atas musibah kebakaran yang pernah terjadi di tahun 2010 silam.

Pasalnya, tahun lalu Ahok berjanji akan menyelesaikan peremajaan pasar yang dikenal dengan sebutan Pasar Inpres tersebut.

“Bakal direvitalisasi habis betul-betul TOD (Transit Oriented Development). Ini mulai dikerjain tahun ini atau tahun depan (2016),”ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, sebagaimana dikutip dari laman Detik, Rabu (29/7/2015).

Oleh karena ketidakjelasan atas realisasi janji Ahok tersebut, membuat 250 kios dan 80 lapak pedagang terpaksa berjualan di badan jalan raya. Tak ayal, hal ini menyebabkan salah satu biang kemacetan di wilayah sekitar Pasar Senen.

Atas simpang-siurnya janji Ahok tersebut, Parlin Panjaitan (47) mendesak Ahok untuk segera mengeksekusi proyek peremajaan yang menghabiskan anggaran estimasi sebesar 10-15 miliar tersebut.

“Kami harap Pak Ahok segera menyelesaikan kesimpang-siuran waktu pembangunan pasar ini. Kami (pedagang) nggak tahu sampaik kapan bertahan dengan keadaan seperti ini,”keluh Parlin yang tiap hari berdagang Kain Ulos, sebagaimana dikutip dari Harian Rakyat Merdeka, Minggu (30/12/2015).

Pedagang kain lainnya, Sinulingga (41) bahkan mengingatkan Ahok bahwa Pasar Senen adalah salah satu pusat perdagangan pakaian tradisional dari berbagai daerah di nusantara. “Dibangun saja secepatnya. Kami intinya, bersedia. Yang penting, ada kejelasan,” jelas Sinulingga.

Sebagaimana diketahui, karena mangkraknya proyek pengerjaan pasar yang mulai dibangun sejak era Ali Sadikin di tahun 1977 ini, mengakibatkan Pasar Senen kalah bersaing dengan pasar lainnya, seperti Pasar Tanah Abang dan Pasar Minggu.

Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional DKI Jakarta Warson Aritonang menegaskan jika Ahok tidak segera melakukan peremajaan Pasar Senen, bukan hanya mengancam pendapatan para pedagang, melainkan juga mengancam keselamatan orang-orang yang ada di dalamnya.

“Pembeli tentu sepi karena takut tertimpa bangunan, dampaknya pedagang merugi dan dapat gulung tikar,” jelas Warson.

Related Articles

Latest Articles