Tagih Janji Ahok-Djarot, Penghuni Rusun Daan Mogot Tak Dapat Air Bersih & Sulit Urus Sekolah Anak

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Korban gusuran bantaran kali Sekretaris, Jakarta Barat, yg menempati rusun Daan Mogot, mengeluhkan ketersediaan air bersih ditempat yg mereka tempati. Selama kurun waktu 2 minggu setelah mereka menempati rusun, kondisi air yg mereka dapatkan sangat tidak layak (kotor, berwana keruh, dan bau).

Kondisi ini membuat sebagian besar warga terpaksa mengeluarkan biaya ekstra membeli air pikulan atau mengambil air bersih dari proyek secara bergiliran untuk keperluan mandi dan mencuci.

Seperti yg dialami Siti Jamilah, penghuni rusun Daan Mogot Blok I No 203 misalnya. Siti Jamilah atau biasa yg dipanggil Iing ini menjelaskan setiap harinya ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 30.000 untuk membeli air pikulan atau membayar jasa orang untuk membawakan air bersih ke tempat tinggalnya yg baru.

“Kalau kondisinya seperti ini terus setiap hari kami tidak sanggup. Saya pikir dengan pindah ke rusun akan mendapat fasilitas yg lebih baik, tapi nyatanya air saja tidak tersedia. Sewaktu awal pindah pun, listrik ditempat saya tinggal sering mati (padam)”, lanjut Siti Jamilah, yg hidup seorang diri setelah suaminya meninggal dunia satu minggu sebelum perintah ekseskusi bongkar dilakukan Pemerintah.

Hal senada juga diucapkan oleh Yulianti, korban gusuran kali Sekertaris lainnya yg sekarang menempati Blok B lantai 3 No 415, selain mengeluhkan ketersediaan air dirinya pun sekarang mengeluarkan biaya tambahan sehari-hari untuk mengantar anaknya sekolah ditempat sebelumnya mereka tinggal di daerah Kebon Jeruk.

“Harusnya kami jangan digusur dulu sebelum sarana dan fasilitas yg dijanjikan AHOK-DJAROT terpenuhi, kalau begini kan malah bikin tambah susah orang kecil. Gimana tak mau dibilang kalau AHOK Anti Rakyat Miskin kalau begini, janjinya palsu ”, tegas Yulianti.

Related Articles

Latest Articles