Sadar Dana Siluman Berasal dari SKPD, Ahok: Saya Tidak Sanggup

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Persoalan dana siluman yang diduga berasal dari oknum SKPD Pemprov DKI, tampaknya mulai terbongkar. Ahok selaku Gubernur mulai berani buka-bukaan untuk menyampaikan ke publik perihal ada bawahannya yang bermain anggaran pada APBD 2014. Sasaran pertama Ahok untuk bongkar dana siluman tersebut adalah mencopot Kepala Bappeda, Andi Baso Mappapoleonro pada Januari silam.

“Begitu melihat gelagat yang tak benar, saya copot Pak Andi Baso,” kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Selasa, 17 Maret 2015, sebagaimana dikutip dari Tempo.co (17/3)

Ahok mengakui bahwa, sebagai bawahannya, Andi terlibat dalam penyusunan APBD 2014 yang mencantumkan banyak anggaran siluman. Kecurigaan itu bermula pada alokasi anggaran bagi upah pekerja harian lepas.

Menurut Ahok, sejak November tahun lalu dia telah memerintahkan Bappeda untuk mencantumkan upah pekerja harian lepas ke dalam anggaran mendahului APBD 2015. Pasalnya, perintah itu didasari akan molornya pengesahan APBD 2015 lantaran saat itu alat kelengkapan Dewan belum juga terbentuk.

Namun hal yang terjadi justru sebaliknya. Perintah tersebut tak dilaksanakan oleh Bappeda yang malahan mencantumkan nomenklatur upah sebagai anggaran kegiatan operasional Dinas Kebersihan.

Walhasil, ujar Ahok, pekerja harian lepas terlambat menerima upah selama dua bulan. Upah mereka baru cair pada awal Maret lalu setelah terbitnya peraturan gubernur tentang anggaran mendahului.

Untuk mengakui keteledorannya sebagai orang nomor 1 di DKI ini, mantan Bupati Belitung Timur tersebut akan mengunggah semua dokumen yang berkaitan dengan pemerintahan ke situs Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan begitu, warga bisa turut mengawasi jika ada kejanggalan dalam dokumen lelang proyek pembangunan maupun surat kontrak kerja sama.

Namun demikian, Ahok pada akhirnya mengakui bahwa dirinya tidak bisa berbuat banyak jika ternyata di jajarannya sendiri lah yang menjadi oknum utama atas kemunculan dana siluman tersebut

“Saya tak sanggup, apalagi kalau pegawai bilang iya dan ternyata tak dilakukan,” ujar Ahok. (ARB)

Related Articles

Latest Articles