SuaraJakarta.co, JAKARTA – Peledakan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, tampaknya menjadi awalan bagi rangkaian aksi terduga terorisme selanjutnya.
Menurut informasi yang diperoleh suarajakarta.co dari Polda Metro Jaya, Senin (14/5), setidaknya terdapat tujuh aksi kelanjutan tersebut. Meskipun demikian, tidak semua dari peristiwa tersebut adalah benar adanya. Ada juga yang hoaks alias palsu. Cek mana saja yang hoaks dan asli, yuk!
Pertama, aksi pengeboman di halaman Mapolretabes Surabaya. Aksi ini benar-benar terjadi tepat pada pukul 08.50 Senin (14/5) pagi ini. Kapolri Jendera Pol Tito Karnavian menjelaskan bom tersebut diledakkan oleh satu keluarga dengan menggunakan sepeda motor, di mana bom tersebut dibawa oleh anak kecil yang duduk di depan motor. Sejauh ini, tidak ada korban jiwa dari tindakan terorisme tersebut.
Kedua, bom di Kecamatan Duren Sawit yang menyasar Gereja Paroki, Yayasan Santa Ana, Jakarta Timur. Kejadian tersebut adalah hoaks. Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono pagi ini, Senin (14/5).
“Tidak benar, tidak ada,” ujar Argo.
Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Tony Surya Putra pun menjelaskan hal yang sama. “Kabar bohong semua. Pasukan sekarang berjaga di depan gereja, pintu akses masuk gereja Santa Anna juga ditutup, demikian di Polsek Duren Sawit,” tutur Tony sebagaimana dikutip dari Tribunnews.
Ketiga, aksi pengeboman di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Kejadian ini adalah hoaks. Menurut informasi yang diterima suarajarkarta.co, setelah dilakukan pengamanan atas sebuah kotak kardus yang dilakban coklat, ternyata berisi ICU control GPS – Lifelink dari PT. Airindo Sakti.
“Tadi pagi ada barang, kardus ukuran agak kecil dilakban coklat. Ternyata barang tersebut milik penumpang yang akan terbang ditaruh sembarangan,” kata Corporate Secretary Angkasa Pura I Israwadi sebagaimana dikutip dari Kompas.
Keempat, bom di Dekat Satpas Colombo, Tanjung Perak, Surabaya. Menurut informasi, peristiwa ini adalah hoaks.
Adanya kabar ini sempat membuat pelayanan Pembuatan SIM ditutup sementara karena kondisi dalam status siaga.
Informasi hoaks ini juga dipertegas oleh pernyataan dari Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Eva Van Pandia.
“Itu tidak benar. Itu kabar hoax. Layanan SIM tetap normal,” kata Pandia sebagaimana dikutip dari laman Tribbunnews.
Kelima, isu penangkapan Teroris di Jedong, Urang Agung, Sukodono, Sidoarjo. Informasi ini benar terjadi. Menurut informasi yang diterima, tindakan ini sebagai upaya penangkapan Budi Satriyo sisa pembesuk Napiter Dedi Rofaizal (Napiter Lapas Tulung Agung, Jaringan Abu Roban, MIB, Baiat ISIS), yang membesuk bersama 2 pelaku Bom Surabaya lainnya.
Kapolres Kota Besar Sidoarjo Kombes Pol Himawan Bayu Aji menjelaskan empat terduga teroris itu dibekuk dalam keadaan hidup. Penangkapan diwarnai baku tembak. Adapun di Perumahan Puri Maharani, terduga teroris atas nama Budi Satrio, 49 tahun, tewas ditembak.
Keenam, peledakan bom di Bank Prima, Surabaya. Informasi ini adalah hoaks. Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Fans Barung Mangera dirinya tidak pernah mengeluarkan pernyataan terkait dengan bom di Bank Prima Surabaya. Frans memastikan jika semua informasi yang tidak keluar dari mulutnya adalah hoaks.
Ketujuh, pesan berantai atas nama BIN dan Densus 88 untuk menhindari sejumlah mall adalah hoaks.
“Berkaitan dengan broadcast yang beredar ada info bahwa Kapolda Metro Jakarta siaga satu, kemudian ada nomor-nomor yang bisa dihubungi, kemudian nama-nama tempat perbelanjaan di Jakarta dan Surabaya, jadi saat ini kami sampaikan bahwa itu semua adalah tidak benar,” tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (14/5/2018).
Sudah clear ya mana yang hoaks dan bukan?!