Jakarta Kota Tertinggi Kekerasan Anak di Jabodetabek, Ini Solusi dari Anies

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Banyaknya kasus kekerasan terhadap anak di DKI Jakarta, membuat miris Cagub DKI Anies Baswedan. Menurut Anies, selama ini pencegahan kekerasan terhadap selama ini belum maksimal.

Parahnya, hal itu hanya dipandang dari sisi hukum, dan belum terlalu dipikirkan dari kacamata sosial.
Melihat hal itu, jika terpilih sebagai Gubernur DKI 2017-2022, Anies akan membentuk gugus pencegahan kekerasan di tiap kota dan kabupaten yang ada di Jakarta.

“Jadi kita akan bentuk namanya gugus pencegahan kekerasan di tiap kota dan kabupaten di Jakarta,” kata Anies di Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, sebagaimana dikutip dari laman Detik, Senin (26/12/2016).

Dalam paparannya, Gugus Pencegahan Kekerasan Anak nanti akan bertugas mengawasi sekolah dan lingkungan yang kerap terjadi tindak kekerasan. Gugus tersebut juga akan melakukan pencegahan hingga mencari solusi terhadap kekerasan.

“Gugus pencegahan dan penanggulangan kekerasan di tiap kota atau kabupten. Lalu dia memantau sekolah-sekolah, lingkungan-lingkungan yang potensi kekerasan. Lalu dilakukan mitigasi langkah-langkah pencegahannya apa saja, apa problemnya, apa sumber masalahnya sehingga ada solusi,” ujar Mantan Mendikbud ini.

Dalam hal pembiayaan, Anies berkomitmen akan menggunakan APBD untuk menyelenggarakan gugus tersebut, serta berkedudukan langsung di bawah Pemprov DKI.

“Ada gugusnya, ada penanggungjawabnya di setiap kota, dan dibiayai APBD,” paparnya.

“Jumlahnya lima sampai sembilan orang tergantung kebutuhan dan kontraknya ada term-nya. Saya sudah buat aturannya untuk sekolah, namun belum dijalankan. Saya pernah minta bapak presiden untuk dijadikan Perpres sekarang lagi diproses. Tapi konsepnya sama seperti ini,” imbuh Anies.

Diketahui, menurut data Dari Komnas Perlindungan Anak, DKI Jakarta adalah kota paling banyak ditemukan kasus kekerasan terhadap anak di wilayah Jabodetabek.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat sebanyak 667 kasus kekerasan terhadap anak terjadi di wilayah DKI Jakarta sepanjang 2015.

“Di DKI saja ada 667 kasus sepanjang 2015. DKI paling banyak dari keseluruhan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi),” kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait dalam konferensi pers di Kantor Komnas PA di Jakarta, Selasa (22/12).

Arist menambahkan wilayah Jakarta Timur menjadi daerah paling banyak ditemukan kasus kekerasan anak dengan jumlah 239 kasus diikuti Jakarta Utara, dan Jakarta Barat. Meski demikian, dia mengaku tidak mengetahui penyebab angka kekerasan anak di Jakarta Timut tinggi.

“Saya tidak tahu (paling banyak di Jakarta Timur) itu berdasarkan apa, karena penduduknya padat atau apa saya tidak tahu,” ujar dia.

Berdasarkan data dari Komnas PA, jumlah kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Jabodetabek selama 2015 mencapai 2.898 kasus.

Jumlah tersebut meningkat dari tahun ke tahun sejak 2012 dengan 2.637 kasus, tahun 2013 dengan 2.676 kasus, dan 2014 sebanyak 2.737 kasus.

Kekerasan terhadap anak dalam skala nasional sejak lima tahun terakhir mencapai 21.689.987 kasus yang tersebar di 33 provinsi dan 202 kabupaten kota.

Sebanyak 58 persen dari seluruh kasus pelanggaran hak anak tersebut merupakan kekerasan seksual. (RDB)

Related Articles

Latest Articles