Fahri Hamzah Berikan Pesan Tentang Tugas Generasi Baru Indonesia di Deklarasi Alumni KAMMI Jabodetabek

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pada Minggu kemarin (24/4), bertempat di Ballroom Hotel Oasis Amir Senen Jakarta Pusat, seluruh mantan aktivis KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan Alumni KAMMI se-Jabodetabek akan melangsungkan acara Deklarasi dan Pelantikan Keluarga Alumni KAMMI Jabodetabek. Acara Deklarasi dan Pelantikan itu sendiri mengambil tema “Generasi Baru Indonesia” untuk menegaskan mantapnya aktivis dan alumni KAMMI menjadi bagian dari generasi baru yang membawa Indonesia pada masa depannya.

Muhammad Irfan, mantan Ketua KAMMI Jakarta yang juga Ketua Panitia acara ini, menjelaskan bahwa acara Deklarasi ini dalam rangka menegaskan kehadiran organisasi Keluarga Alumni KAMMI Jabodetabek yang pada beberapa bulan sebelumnya telah direncanakan pendiriannya. Peserta yang hadir ditaksir sekitar 400an peserta yang berasal dari Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok. Mereka berombongan datang ke tempat acara.

Dalam acara Deklarasi yang dirangkai dengan pelantikan Keluarga Alumni KAMMI Jabodetabek, telah terpilih juga nama-nama anggota Presidium Keluarga Alumni KAMMI Jabodetabek. Jumlahnya sembilan orang.

Ada nama Ardy Purnawan Sani, M.Si. anggota Dewan Kota Jakarta, yang terpilih sebagai Ketua Presidium. Ada juga nama DR. Irwanda Wisnu, Doktor lulusan Amerika yang sekarang bertugas di sebuah instansi pemerintah. Berikutnya, nama Aryanto Hendrata yang pernah menjadi salah satu pentolan Pengurus Pusat KAMMI yang sekarang menjadi Ketua Komisi A DPRD Bekasi dan Ketua GEMA Keadilan Bekasi.

Di jajaran Presidium Alumni KAMMI Jabodetabek juga terdapat nama DR. Bramastyo Bontas, seorang pengamat ekonomi. Juga nama Ustadz Suwanto,Lc, sarjana lulusan LIPIA yang sekarang mengelola pesantren. Juga nama Mohammad Irfan, tokoh gerakan mahasiswa Jakarta yang pernah menjadi Ketua KAMMI Jakarta era 2000-an.

Terpilih juga nama H. Saut Marulli, seorang pengusaha dan aktivis masjid. Juga nama Noval Abuzarr mantan Ketua KAMMI Jakarta yang sekarang menjadi Ketua DPD PKS Kabupaten Kepulauan Seribu. Dan yang terakhir, tersebut nama Samsani Sudradjat, seorang wirausahawan yang pernah menjadi Ketua KAMMI Daerah Bogor.

Ardy yang terpilih menjadi Ketua Presidium Keluarga Alumni KAMMI Jabodetabek mengatakan dalam rilisnya, bahwa kepercayaan seluruh Alumni KAMMI kepada Presidium KA-KAMMI Jabodetabek membawa konsekuensi pengabdian untuk membawa kondisi KAMMI dan alumninya menjadi lebih baik lagi.

Sementara Fitra Arsil, Ketua Presidium Nasional KA-KAMMI yang datang untuk melantik Presidium KA-KAMMI Jabodetabek mengatakan, bahwa KA-KAMMI memiliki dua keunggulan besar, yaitu koneksi jaringan dan sumberdaya manusia. “Alumni KAMMI harus menjadi kelompok yang bisa melakukan perubahan atau mendesakkan perubahan karena keunggulan yang dimilikinya”, katanya.

Sementara itu, Fahri Hamzah, salah satu Wakil Ketua DPR RI dan juga mantan Ketua KAMMI pertama, yang didaulat untuk memberikan orasi kebangsaan, memberikan beberapa pesan penting kepada seluruh hadirin.

“Perbedaan generasi kita dengan generasi sebelumnya adalah soal kemampuan menyesuaikan diri dalam alam demokrasi. Mereka adalah ‘immigrant democracy’ dan kita adalah ‘native democracy’. Generasi sebelumnya ibaratnya seperti handphone canggih dengan fitur komplit tapi hanya mampu digunakan untuk telepon dan sms. Sedangkan generasi kita seperti handphone dengan fitur seadanya tapi mampu kita maksimalkan untuk berkomunikasi dengan seluruh medium dan fiturnya. Bahkan mampu maksimal menggunakan untuk menyebarkan kata-kata kita”.

“Generasi sebelum kita itu banyak yang tergagap-gagap dengan alam ini. Lalu mencoba menarik semua proses yang sudah maju ini dalam sebuah kondisi yang menurut mereka nyaman tapi justru menghambat kemajuan. Mereka mau menarik kita dalam ketertutupan, sentralistik, otoritarianisme dan hal-hal lain yang sebenarnya tidak lagi menarik untuk kita pakai. Tugas kita semua adalah memastikan bahwa daulat rakyat diatas segala-galanya. Tidak ada lagi malpraktik dan penyalahgunaan wewenang para pemimpin karena ketidakpahaman mereka pada situasi zaman”. Pungkasnya.

Related Articles

Latest Articles