SuaraJakarta.co, JAKARTA – Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana meminta Pemprov DKI lebih serius menyiapkan hunian terjangkau bagi warga Jakarta. Sebab, menurut pria yang kerap disapa Bang Sani ini, jumlah penduduk Jakarta sebagai akibat urbanisasi terus bertambah.
“Itu sejalan dengan pernyataan Menkeu Sri Mulyani bahwa pertumbuhan ekonomi masih terpusat di perkotaan, sehingga arus urbanisasi ke kota terus terjadi. Urbanisasi ini akan menjadi ancaman bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan jika tidak diiringi hunian terjangkau bagi pendatang ini,” jelas Bang Sani di Jakarta, Jumat (31/3).
Lebih jauh, wakil rakyat PKS dari Jakarta Selatan ini juga mengingatkan bahwa para warga pendatang ini memiliki tingkat keberagaman strata ekonomi. Oleh karena itu, tidak semuanya membutuhkan hunian yang hanya bisa diselesaikan dengan penyediaan rusunawa seperti program Pemprov DKI saat ini, sebagaimana yang dialami oleh warga yang terkena gusuran.
Di sisi lain, Jakarta saat ini kekurangan 49 persen hunian, baik untuk para warga maupun pendatang ke Jakarta. Padahal, para pendatang yang memiliki kondisi ekonomi relatif lebih baik ini membutuhkan hunian yang terjangkau dan berstatus milik sendiri.
“Rusunawa yang ada saat ini lokasinya jauh dari pusat kegiatan ekonomi sehingga menyulitkan mereka untuk pergi bekerja. Belum lagi transportasi gratis yang disediakan masih sangat terbatas,” kata Bang Sani.
Oleh karena itu, penyediaan hunian yang terjangkau di perkotaan juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian, karena memberikan efek domino yang tinggi.
“Kalau suatu ekonomi ingin membuat pertumbuhan ekonomi dalam negerinya berkelanjutan dan sehat dan disertai daya beli, maka strategi membangun perumahan menjadi sangat penting,” jelasnya.
Oleh karena itu, diperlukan adanya intervensi dari pemerintah, mengingat kemampuan sektor swasta yang terbatas dan skema pembiayaan yang masih sulit dijangkau oleh masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.
“Memberikan subsidi sewa terus menerus kepada penghuni Rusunawa juga bukan hal yang bijak. Sebagian mereka yang belum punya rumah dan ingin memiliki rumah terjangkau juga bukan semuanya yang layak disubsidi terus menerus,” tegasnya. (RDB)