SuaraJakarta.co, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan Indonesia mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam menjelang akhir tahun. Sekjen Dewan Tani Indonesia (DTI) Anggawira menilai Jokowi plin plan dalam menjaga kedaulatan pangan bangsa.
“Kami menilai pemerintah plin plan dan tak memiliki komitmen yg jelas membangun kedaulatan pangan, elnino ini kan sudah di prediksi jauh hari, kementerian pertanian, kementerian PU dan Bulog harusnya sudah memiliki langkah antisipatif jangan mau gampangnya saja, ini jauh dari janji kampanye pemerintahan Jokowi-JK, Kementerian Pertanian selalu bilang stok beras surplus kenyataannya impor dilakukan diam-diam,” tegas Anggawira (22/10).
Anggawira menambahkan seharusnya langkah yang dilakukan pemerintah sebelum mengimpor beras ini melibatkan stake holder yang lain Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, organisasi petani dan pemerintah daeah
“Persoalan beras ini menyangkut harga diri bangsa, ini semua elemen masyarakat harus dilibatkan, ini kesannya membela petani, diam-diam proses impor ini sudah terjadi prosesnya dari 2 bulan yang lalu kami mendapatkan informasi yang valid sudah terjadi deal dengan Vietnam dan Thailand. Jadi semuanya hanya pencitraaan seolah-olah membela kepentingan domestik ternya tak lebih dari persolan rente jangka pendek dan akal-akalan impor kok barangnya ditaruh dinegara asal, kami mendesak semua pihak mengawasi proses impor ini,” jelas Angga.
Kemarin, Presiden Jokowi, memastikan Indonesia akan mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam. Impor beras ini sebagai cadangan beras untuk kebutuhan di dalam negeri hingga awal tahun depan.
“Ini impor itu kita lakukan untuk memperkuat cadangan beras nasional, tetapi bisa ditaruh di Vietnam atau Thailand, bisa ditaruh di sini,” kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan meski Indonesia mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand, namun pasokan beras bisa disimpan di kedua negara tersebut sebagai jaga-jaga. Bila kebutuhan mendesak karena produksi terganggu karena El Nino, maka beras-beras tersebut bisa masuk ke Indonesia.