SuaraJakarta.co, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT MRT Jakarta mengesahkan Rukijo sebagai Plt. Komisaris Utama PT MRT Jakarta menggantikan Erry Riyana Hardjapamekas yang menjadi Komisaris Utama sejak 25 April 2013.
Dalam kesempatan ini juga, Zulfikri ditunjuk sebagai salah satu anggota Komisaris Perseroan menggantikan Prasetyo Boeditjahjono yang menjadi anggota Komisaris sejak 2016 lalu. Zulfikri diangkat sebagai Komisaris Perseroan selaku (eks officio) Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
“Sebuah kehormatan bagi saya pribadi bisa bergabung di MRT Jakarta dan ikut serta dalam proses mewujudkan perubahan selama lima tahun terakhir. Ada tiga pesan saya untuk MRT Jakarta. Pertama, untuk terus membangun komunikasi dengan setiap stakeholders dari segala tingkatan. Kedua, mempertahankan aspek Good Corporate Governance (GCG) yang selama ini sudah baik, dan ketiga, membangun MRT Friends dari database yang sudah ada selama ini. Saya ucapkan sukses untuk MRT Jakarta,” kata Erry Riyana dalam rilis yang diterima suarajakarta.co, Rabu (9/5) malam.
Dalam acara ini, turut hadir Kepala Badan Pembina BUMD Provinsi DKI Jakarta, Yurianto. Mewakili Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai pemegang saham perseroan, Yurianto, menyampaikan apresiasinya kepada Erry Riyana Hardjapamekas dan Prasetyo Boeditjahjono.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Erry dan Pak Pras yang telah membantu MRT dengan menyumbangkan pikiran dan tenaganya. Meskipun secara formal sudah tidak di MRT Jakarta lagi, namun kami berharap Pak Erry dan Pak Pras masih berkenan untuk membantu mengembangkan MRT Jakarta,” ujarnya.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar juga turut menyampaikan ucapan terima kasih kepada Erry Riyana dan Prasetyo Boeditjahjono yang telah mengawal dan mengantar perjalanan (MRT Jakarta) hingga mencapai titik seperti sekarang ini.
Hadirnya MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan salah satu solusi mengatasi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik,” jelas William.