SuaraJakarta.co, JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, pandemi Covid-19 membuat tatanan global saat ini sudah tidak bekerja efektif dan banyak kontra produktif, sehingga diperlukan untuk melakukan penataan ulang sistemnya.
“Kita sedang mencari tatatan dunia baru masa yang akan datang. Pandemi ini dampaknya panjang dan destruktif bagi ekonomi dan saya akan menjadi krisis sosial di berbagai negara,” kata Anis Matta dalam Webtalk Hubungan Luar Negeri Gelora dengan tema ‘Masa Depan Hubungan RI-AS, Peluang dan Tantangan’ di Jakarta, Kamis (4/3/2021).
Anis Matta menilai tatanan global saat ini diciptakan oleh para pemenang dunia kedua, sementara sekarang tidak lagi dalam situasi perang. Sehingga sistemnya sudah tidak tepat dan efektif lagi untuk dilanjutkan.
“Sekarang lebih banyak soal isu lingkungan, kesehatan dan energi terbarukan. Ada titik temu, kesadaran untuk menjadi sejahtera bersama secara ekonomi. Dengan mobilitas global yang tinggi, maka kita membutuhkan kebijakan dan peradaban baru,” katanya.
Menurut Anis Matta, terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan hubungan kedua negara.
“Fondasinya sudah ada dan sekarang ada nuansa baru hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Kita memasuki hubungan baru multilateral,” katanya.
Perlunya hubungan multirateral ini, lanjut Anis, telah disadari oleh Partai Demokrat yang mengusung Joe Biden sebagai Presiden. Dimana AS tidak bisa lagi menjadi kekuatan tunggal global, dan membutuhkan negara lain.
“Ini kesempatan bagi Indonesia, karena memiliki dua aset utama sebagai modal kekayaan global, yakni menjadi kekuatan utama ASEAN dan jumlah Umat Islam terbesar di dunia,” ungkapnya.
Anis Matta menegaskan, orientasi hubungan Partai Demokrat AS sejak dulu ke Asia. Karena itu, ide Trans Pacific Partnership (TPP) yang dirintis oleh mantan Presiden Barack Obama juga perlu dilanjutkan lagi.
“Kalau Amerika ingin memperkuat hubungan Indonesia, pada hubungan patnership ini. Bisa meningkatkan kerjasama keamanan regional di kawasan (Asia Pacific, red) ,” katanya.
Jika kawasan tersebut aman dan jauh dari konflik, maka ekonominya akan tumbuh. Disamping itu, perubahan politik di Indonesia juga relatif bagus, sehingga memungkinkan Indonesia menjadi leadership atau pemimpin global.
“Saya kira fondasi menjadi kekuatan global di masa mendatang untuk Indonesia sudah ada. Memungkinkan menjadi leadership kedepannya,” kata Anis Matta
Anis Matta berharap Indonesia-AS bisa duduk bersama membahas tatanan dunia baru. Dalam pembicaraan itu, Indonesia bisa menjadi representasi dari Dunia Islam, karena jumlah Umat Islamnya terbesar di dunia.
“Indonesia dengan barat pertemannya pada simpul agama samawi. Sehingga simpulnya jauh lebih dekat daripada perbedaannya,” pungkas
Mantan diplomat AS Stanley Harsha menilai Indonesia adalah mitra strategis bagi AS. Mau tidak mau, AS saat ini harus bekerjasama dengan negara lain, tidak bisa melakukan sendiri seperti sebelum-sebelumnya.
“Joe Biden berupaya mengembalikan Amerika ke gelanggang lagi, tapi tidak bisa melakukan sendiri harus bekerja sama dengan negara lain. Dan menggandeng Indonesia dipandang sebagai mitra strategis,” kata Stanley Harsha.