Maskapai Ini Dipetisi Ribuan Netizen Karna Tolak Penumpang Disabilitas

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Maskapai Etihad Airways akhirnya memberikan respon terkait petisi di laman Change.org yang dimulai oleh Dwi Ariyani, orang dengan disabilitas yang ditolak menumpang pesawat Etihad dari Jakarta menuju Jenewa karena menggunakan kursi roda.

Dalam tanggapan yang dimuat di laman resminya Etihad mengatakan: “Kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya atas ketidaknyamanan yang telah dialami oleh Ibu Aryani pada waktu diminta untuk turun pesawat yang rutenya dari Jakarta ke Geneva minggu ini.” Menurut Etihad, pihaknya memberikan perhatian serius terhadap kasus tersebut dan sedang melakukan penyelidikan internal untuk mencegah kejadian yang sama berulang lagi. Etihad juga telah menyampaikan permohonan maaf kepada Dwi dan menawarkan perjalanan alternatif.

Tanggapan selengkapnya dari Etihad dapat dibaca di http://www.etihad.com/en-id/statement/

Sebelumnya, pada 5 April 2016, Dwi Ariyani memulai petisi berjudul “Eithad Airways jangan diskriminasi disabilitas” yang ditujukan kepada Etihad Airways dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Menurut Dwi, ia memulai petisi tersebut agar diskriminasi yang dialaminya tidak lagi terjadi pada penyandang disabilitas yang lain.

Hingga hari ini pukul 15.00 petisinya pada Change.org/Etihad telah didukung lebih dari 24 ribu tandatangan.

Berikut kutipan petisinya:

“Saya pikir ini ironi. Saat saya hendak berangkat mengikuti acara Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, saya justru mengalami diskriminasi. Maskapai Etihad Airways menolak menerbangkan saya karena saya memakai kursi roda.

Saat check-in di counter Etihad sebelum naik pesawat menuju Jenewa dari Jakarta, saya beri tahu petugas check-in bahwa saya membutuhkan kursi roda khusus untuk masuk ke kabin pesawat. Ini selalu saya lakukan sebelum terbang. Saat boarding pun saya diantar oleh petugas ground staff masuk ke dalam pesawat.”

Tapi masalah muncul 20 menit setelah saya duduk di pesawat. Pimpinan kru menghampiri dan mencecar saya dengan beberapa pertanyaan, yang menurut saya “merendahkan” kelompok disabilitas. Ia misalnya bertanya apa saya bisa evakuasi diri sendiri jika pesawat kecelakaan. Saya bilang, saya butuh bantuan untuk evakuasi.

Tak lama, datang petugas Airport Operation Officer, Bapak Abrar. Dia kembali menanyakan apakah saya bisa berjalan. Saya jawab bahwa saya bisa berjalan dengan pegangan. Lalu katanya, menurut kru kabin, saya harus turun dari pesawat karena tidak ada pendamping.

Petisi selengkapnya dapat dibaca disini:

Lewat petisinya Dwi meminta agar pihak Maskapai Etihad tidak lagi mendiskriminasi penyandang disabilitas. Ia juga meminta agar Menteri Perhubungan membuat regulasi yang melarang semua maskapai melakukan diskriminasi penyandang disabilitas, serta memastikan perusahaan-perusahaan transportasi mematuhi prinsip-prinsip perlindungan disabilitas/difabel.

Related Articles

Latest Articles