Jumlah Buta Aksara di Indonesia Didominasi Kaum Hawa

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Hari ini, 8 September 2017, dunia merayakan Hari Aksara Internasional dengan tema Literasi dalam Dunia Digital. Sejalan dengan itu, Pemerintah Indonesia memusatkan kegiatan acara tersebut secara nasional di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada 6 hingga 9 September 2017.

Rangkaian acara akan dimulai dari Pameran Pendidikan dan Kebudayaan, hingga pemberian anugerah aksara, pemberian penghargaan TBM Kreatif-Rekreatif, pemberian penghargaan pemenang lomba keberaksaraan, PKBM Berprestasi.

Dirjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud Haris Iskandar menilai Angka Buta Aksara dalam rentang usia 15-59 tahun di Indonesia menurun hingga mencapai 2,07 persen atau hanya 3,4 juta warga Indonesia yang masih belum mengenal huruf dan mampu membaca.

”Indonesia telah membuktikan keberhasilan dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan untuk Semua (PUS) , 23 provinsi sudah berada di bawah angka nasional masyarakat buta aksaranya,” jelas Harris dalam konferensi pers Rabu (6/9).

Dalam pantauan suarajakarta.co, Angka Buta Aksara ini jumlahnya terus menurun secara signfikan di erah Presiden Jokowi. Mulai dari 5,97 juta orang (2015), 5,7 juta orang (2016), hingga 3,4 juta orang (2017) atau setara dengan 2,07 persen.

Dari sekian juta warga Indonesia yang masih terkena Buta Aksara itu, menurut data dari Kemdikbud, masih didominasi oleh kaum hawa. Tercatat, sebanyak 1.157.703 orang laki-laki, dan perempuan 2.258.990 orang yang masih mengalami buta aksara.

”Oleh karena itu, Kemendikbud telah merumuskan upaya penuntasan buta aksara dengan ”5M”, yakni Mendesain kebijakan keaksaraan yang terintegrasi kesetaraan, Memperoleh data valid, Membagi tanggung jawab sumber daya pemerintah dan pemerintah daerah, Mendiversifikasikan layanan program, dan Memangkas birokrasi layanan program melalui aplikasi daring sibopaksara.kemdikbud.go.id,” jelas Harris. (RDB)

Related Articles

Latest Articles