SuaraJakarta.co, JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Koalisi Perkotaan Jakarta (Jakarta Urban Coalition), Ubaidillah mengatakan banjir di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yang terjadi pada Senin 9 Februari 2015 lalu, merupakan paling parah dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut mantan Direktur Eksekutif Walhi Jakarta itu didasarkan pantauan di lapangan, berupa lumpuhnya moda transportasi pribadi maupun umum, karena terkena dampak banjir. “Ini banjir terbesar sejak 2007, 2013 dan 2014. Namun walau banjir karena hujan lokal dan baru terjadi selama dua hari, sudah melumpuhkan. Dampak banjir pada Senin lalu melumpuhkan aktivitas transportasi secara umum, aktivitas di jalan tol dan commuter line,” tutur Ubaidillah.
Jika Pada tahun-tahun sebelumnya, sekitar pukul 21.00 WIB, jalanan sudah mulai lancar, namun pada banjir Februari 2015 ini terpantau hingga tengah malam aktifitas transportasi lumpuh, dan bahkan tidak sedikit pengendara mobil yang istirahat dan menginap dijalanan hingga esok hari.
Menurut Ubaidillah pada tahun ini, banjir merata di sejumlah daerah Ibukota. Jakarta Utara merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak bencana tersebut. “Banjir terdalam dan merata terjadi di seluruh tempat di Jakarta Utara, kecuali kawasan elit PIK” ujarnya.
Melihat kondisi banjir pada tahun ini, Ubaidillah mengklaim Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak mempunyai program revolusioner untuk menanggulangi banjir. Apa yang dilakukan Ahok hanya mengerjakan program Pemprov sepuluh tahun lalu,” tambahnya.
Melihat kenyataan kondisi banjir Jakarta pada hari senin lalu, dan perkiraan BMKG yang menyampaikan bahwa puncak musim penghujan masih akan terjadi sampai dengan Maret 2015, maka pemprov Jakarta mesti lebih sigap dalam upaya penanggulangan bencana tersebut, utamanya fokus penyelamatan jiwa masyarakat, mengingat banjir di tahun ini telah memakan korban 4 jiwa meninggal
Berikut ini catatan banjir Jakarta menurut atau dalam kategori:
I. Kategori Banjir Kiriman Dari Hulu Melalui Sungai
1. Tahun 2007 : Siaga I
2. Tahun 2013 : Siaga I
II. Kategori Dampak Lumpuhnya Transportasi
1. Hujan pada 9 Februari 2015
2. Hujan pada 1 Februari 2007
3. Hujan pada 25 Oktober 2010
III. Kategori Korban Jiwa Terbesar
1. Tahun 2007 : 80 jiwa
2. Tahun 2013 : 48 jiwa
3. Tahun 2014 : 23 jiwa
4. Tahun 2015 : 4 jiwa
IV. Kategori Banjir Terdalam
1. 2007 : hingga kedalaman mencapai 5 meter
2. 2013 : mencapai 100-120 cm di Jakarta Barat
3. 2015 : rata-rata 60-100 cm terutama di utara Jakarta, dan Tangerang rata-rata 50-100 cm
V. Kategori Banjir Terluas
Tahun 2014, meliputi hampir seluruh kawasan Ibukota maupun wilayah kota penyangga seperti Tangerang, Bekasi, dan bahkan banjir juga melanda Kota Depok
VI. Kategori Hujan Lokal Terbesar
1. Tahun 2014 : hujan turun sepanjang hari sejak tanggal 11-30 Januari 2014
2. Tahun 2015 : hujan pada 23 Januari dan 8,9,10 Februari
VII. Kategori Banjir Rob Terbesar
1. Tanggal 16 September 2010 :Peristiwa abrasi jalan RE.Marthadinata
2. Bulan Juni 2013 : Banjir rob selama dua pekan lebih terjadi dan menggenangihampir seluruh kawasan Pademangan seperti Hailai-Gunungsari, jalan Ampera-King, kalimati, kampung Bandan, RE Marthadinata, Ancol hingga masuk ke wilayah Jakarta Pusat meliputi Gunungsari- Manggadua
VIII. Kategori Banjir Rob Tiap Tahun
Marunda, RE.Marthadinata, Sunter, Ancol, Kp.Bandan, Muara Baru, Muara Angke, Kamal, Kapuk dan Kamal Muara
IX. Kategori Hujan Sepanjang Tahun
Tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah siklus penghujan yg unik, yaitu hujan selalu terjadi dalam setiap dua minggu dengan intensitas ringan hingga sedang