Harapan Baru Warga Relokasi PIK 2: Dari Banjir Rob ke Hunian yang Lebih Layak

SuaraJakarta.Co – Banjir rob yang kerap melanda kawasan pesisir kerap menjadi momok bagi warga Kampung Muara. Bertahun-tahun mereka harus beradaptasi dengan air pasang yang merendam rumah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Namun, kini harapan baru mulai tumbuh bagi mereka yang telah pindah ke lokasi relokasi yang lebih aman dan nyaman.

Samid, salah satu warga yang terdampak proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, awalnya merasa ragu untuk pindah. Ia telah menetap di Kampung Muara selama lebih dari dua dekade. Namun, kondisi lingkungan yang semakin tidak bersahabat membuatnya berpikir ulang.

“Setiap tahun banjir semakin tinggi dan surutnya makin lama. Jadi, saat ada kesempatan untuk pindah ke tempat yang lebih baik, saya ambil,” ujar Samid saat ditemui di rumah barunya.

Dari ganti rugi yang ia terima, Samid membangun rumah di Kampung Tanjung. Tak hanya mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak, ia juga membuka usaha warung kelontong untuk menopang kehidupan keluarganya.

Bawani, warga lain yang telah direlokasi, juga merasakan manfaat dari kepindahannya. Ia mengaku kini bisa hidup lebih nyaman tanpa harus khawatir air pasang yang tiba-tiba datang.

“Dulu setiap musim hujan, kami selalu waswas. Sekarang, rumah kami lebih tinggi, lebih luas, dan tidak banjir lagi,” tuturnya.

Proses relokasi tidak hanya soal berpindah tempat, tetapi juga membangun kembali komunitas. Kepala Desa Muara, Syarifudin, menyebut bahwa sekitar 80 persen dari 180 kepala keluarga telah menempati lahan baru yang disiapkan pengembang.

“Di tempat baru, mereka tetap bisa menjalankan aktivitas seperti biasa. Ada yang bertani, beternak, dan berjualan. Bahkan, mereka yang sebelumnya menjadi nelayan tetap bisa melaut karena lokasinya tidak jauh dari pantai,” jelasnya.

Keberhasilan relokasi ini diharapkan menjadi contoh bahwa perubahan tidak selalu menakutkan. Dengan komunikasi yang baik antara warga, pemerintah, dan pengembang, solusi yang menguntungkan semua pihak dapat tercapai.

Bagi Samid dan Bawani, kepindahan ini bukan hanya soal meninggalkan tempat lama, tetapi juga membuka lembaran baru yang lebih baik. “Yang penting, keluarga kami bisa hidup lebih tenang dan sejahtera,” kata Bawani sambil tersenyum.

 

Related Articles

Latest Articles