Sebaiknya Pemprov Jakarta Tolak Pinjaman Bank Dunia

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) DKI Jakarta ada sekitar Rp. 10 Triliun. Haruskah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berutang ke Bank Dunia sebesar US$ 135,50 juta untuk proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI)?

JEDI adalah proyek Bank Dunia untuk membenahi sistem drainase. Pengerjaan proyek melalui rehabilitasi dan pengerukan floodways, saluran air dan cekungan retensi yang sesuai dengan standar praktik internasional, sehingga bisa mengurangi dampak banjir tahunan di Jakarta.

Menurut informasi, Bank Dunia menawarkan pengerjaan proyek JEDI dalam waktu yang lama, sekitar lima tahun. Padahal, bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif cepat, dua tahun.

Tudinganpun keluar dari mulut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Menurut Ahok, panggilan Basuki, Bank Dunia ingin mengulur-ulur waktu dalam pengerjaan proyek itu. Dalam kurun waktu yang lama, maka akan mengakibatkan pembayaran kredit kepada Bank Dunia menjadi lebih besar.

BACA JUGA  Lurah Serdang Kemayoran Bentuk Regu Kebersihan Tangani Persoalan Sampah

Perkiraan Ahok, pihak swasta di DKI Jakarta bisa lebih cepat menyelesaikannya ketimbang Bank Dunia. “Buat pompa saja sampai empat tahun. Padahal membuat pompa empat bulan saja jadi. Kita harus tegaskan buktinya swasta kita bisa cepat. Pak Gubernur sudah perintahkan tolak kalau begini caranya,” kata Ahok kemarin.

Selain itu, syarat yang diajukan Bank Dunia dinilai sangat rumit. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkenal dengan ‘gak suka cara repot’nya harus mencari cara lain agar tetap bisa mengerjakan proyek JEDI. Alih-alih Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, mulai berpikir untuk memanfaatkan dana Silpa.”Dananya pakai APBD saja. Silpa kita sangat banyak sampai Rp.10 Triliun,” kata Jokowi kemarin.

BACA JUGA  Pemprov DKI Tidak Akan Berikan Uang Kerohiman

Berdasarkan informasi, proyek JEDI mencakup perbaikan sungai, waduk dan situ di sekitar kawasan Jakarta. Diperkirakan ada 13 sungai yang akan dikeruk termasuk waduk dan situ dangkal.

Perlu diketahui, sungai yang akan dikeruk adalah Banjir Kanal Barat, Cakung Drain, Cengkareng Drain, Kali Angke, Kali Cideng, Kali Kamal, Kali Sunter, Kali Tanjungan, Kali Krukut-Kali Cideng-Tanah Sereal, Kali Jelakeng-Kali, Pakin-Kali Besar, Kali Ciliwung Gunung Sahari, Sodetan Sentiong Sunter, Kali Grogol – Sekretaris.

Sementara waduk yang akan dikeruk yakni Waduk Pluit, Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter Timur III. Sedangkan situ yang akan dilakukan rehabilitasi antara lain Situ Mangga Bolong, Situ Babakan, Situ Rawa Dongkal dan Situ Cipondoh.

Related Articles

Latest Articles