Dewan Kota Apresiasi Polda Metro Jaya Soal Pengamanan Aksi Damai 212

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Wakil Ketua Dewan Kota Jakarta Pusat Ardy Purnawan Sani mengapresiasi pengamanan optimal yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya dalam pengamanan Doa Bersama atau Aksi Damai 212 di Monas silam, dalam rangka menuntut pengusutan kasus Penistaan Agama yang dilakukan oleh Ahok.

Sebab, menurut Ardy, dengan tiga juta lebih massa yang hadir dari beragam daerah tersebut di Monas dan sekitarnya, sangat berpotensi untuk terjadi chaos, dan merusak kesepakatan antara penyelenggara aksi (GNPF MUI) dengan Kapolri).

“Polda Metro Jaya bersama dengan Mabes Polri telah menunjukkan rasa hormatnya terhadap Umat Islam yang berduyun-duyun memenuhi ibukota. Tidak ada satu pun terlihat penggunaan senjata tajam saat aksi damai tersebut. Ini tentu langkah positif agar kepolisian dapat menjadi sahabat bagi Umat Islam,” jelas Ardy di Jakarta, Senin (5/12).

Ardy menambahkan dunia internasional saat ini melihat Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru sebagai penduduk muslim terbesar di dunia. Sehingga, potensi adanya penunggangan dari jutaan massa tersebut sangat memungkinkan untuk membuat kondisi ekonomi, sosial, dan politik Indonesia menjadi tidak stabil.

“Aksi kemarin menjadi pembelajaran oleh banyak negara. Jika di banyak negara, tuntutan terhadap kasus Penistaan Agama menimbulkan korban jiwa, maka di Indonesia sebanyak apapun jumlah massanya, tetap damai. Ini menunjukkan bahwa Islam dan keindonesiaan, adalah hal yang tak terpisahkan dan dapat menjadi teladan,” papar Alumnus Master Tata Kota UI ini.

Sebagaimana diketahui, kasus penistaan agama dibanyak negara telah banyak menimbulkan korban jiwa. Misalnya, pada 7 Januari 2015 setidaknya sepuluh orang tewas dalam dua hari protes kekerasan terhadap publikasi karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW yang disiarkan oleh majalah satir Prancis “Charlie Hebdo”.

Bahkan, di tahun 2012, meninggalnya Duta Besar Amerika Serikat di Libya, Christopher Stevens, dan tiga warga sipilnya dalam aksi protes warga setempat atas pemutaran film buatan Amerika Serikat yang menghina Islam, di Kantor Konsulat Amerika Serikat, di Benghazi, Libya. (RDB)

Related Articles

Latest Articles