Banyak Keluarga Pejabat Berlaku Arogan, Psikolog UGM: Itu Sisa Feodalisme

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Belakangan ini, warganet dihadapkan oleh banyaknya oknum keluarga atau diri pejabat negara yang bertingkah pongah kepada aparat penegak hukum.

Jauh sebelum yang dialami oleh Joice Warouw, istri dari Brigjend Pol Angelo Sumampouw, yang menampar petugas avsec di Bandara Sam Ratulangi Manado, banyak kasus maki-maki depan publik juga terjadi.

Misalnya, seperti yang terjadi pada Dora Natalia Singarimbun yang mengaku sebagai pejabat di Mahkamah Agung. Dora berani memaki dan mencakar polisi padahal dirinya salah karena masuk ke dalam jalur Transjakarta di Jatinegara.

Pun halnya, yang dialami oleh Sonya, siswi SMA di Medan, yang mengaku dirinya adalah anak dari Irjen Pol Arman Depari (Deputi Bidang Pemberantasan Narkoba BNN)

“Oke Bu ya, aku nggak main-main ya Bu. Kutandai Ibu ya. Aku anak Arman Depari,” maki Sonya kepada polwan yang menilang dirinya karena melanggar lalu lintas saat konvoi UN pada 2016.

Melihat fenomena arogansi ini, Psikolog dari Universitas Gadjah Mada Noor Rachman Hadjam menilai fenomena yang melibatkan pejabat atau keluarganya seperti ‘lingkaran setan’ yang menunjukkan adanya krisis identitas di masyarakat.

Ia pula menyebut fenomena ini mengindikasikan sisa-sisa feodalisme di masyarakat Indonesia, lantaran mental penjajah membuat seseorang merasa mendominasi tiap kali dia memiliki status yang lebih tinggi.

“Kendati begitu, saya melihat ini oknum aja, ada pejabat justru lebih andap asor, bisa menghargai orang yang lebih kecil. (Hal ini dilakukan) hanya (oleh) oknum-oknum tertentu yang gila kekuasaan dan derajat sosial,” cetusnya sebagaimana dikutip dari laman BBC Indonesia, Kamis (6/7). (RDB)

Related Articles

Latest Articles