SuaraJakarta.co, JAKARTA – Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia digegerkan dengan maraknya kejahatan seksual dan penculikan pada Anak. Perbincangan kejahatan pada anak banyak terdapat pada para orang tua dan sosial media.
Berita kejahatan itu menjadikan khawatir dan was-was para orang tua. Mulai dari penculikan anak, penjualan organ tubuh anak bahkan sampai kasus pelecehan seksual terhadap anak.
Menurut Ustādz Boris Tanesia, ada satu hal yang penting dan banyak diabaikan para orang tua. Hal itu adalah ketakwaan dan kesholehan kedua orang tua sang anak.
Ustādz Boris Tanesia menjelaskan hubungan kesalehan orang tua dan dampak pada anaknya.
Firman Allah berikut,
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu. [Surat Al-Kahfi : 82]
Pada kisah di atas, Allah menceritakan bahwasanya Dia menjaga kedua anak yatim karena kesholehan ayahnya meskipun ayah mereka tersebut telah tiada.
Dari ayat Al-quran di atas, coba perhatikan, ternyata kesholehan orang tua merupakan penyebab terjaganya seorang anak di dunia.
Ustādz Boris Tanesia juga mengutip tafsir dari Syeikh As-Sa’di. Dalam tafsir itu dijelaskan bahwa:
“Sesungguhnya Allah akan menjaga seorang hamba yang sholeh dan juga keturunannya.”
“Nah, apabila kita ingin agar anak-anak kita dijaga oleh Allah dari hal-hal buruk di atas tadi, mengapa kita tidak mulai berubah, mensholehkan diri kita?” Ujar Ustadz Boris.
“Penjagaan siapa lagikah yang bisa diharapkan untuk anak-anak kita selain penjagaan Allah?” (JML)
